UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM
FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR
LAPORANPRAKTIKUM
NAMA :JENI
WIDYA R
NIM :121510501018
GOL/KELOMPOK :C/I
ANGGOTA :1. BAGUS DWI S (111510501028)
2. NOVITA FAJRIYATUL M(121510501001)
3. WAHYU PUSPASARI (121510501006)
4. DEVI ANGGUN (121510501010)
5. RISKA YULIANTI (121510501027)
6. SARWIENDA CAHYA U (121510501088)
7. RIZKI AMRILLAH H
(121510501015)
8. MUZAYYINUL G (121510501016)
9. NUR ZULAIHA (121510501033)
JUDUL ACARA : TRANSPORT AIR DI
DALAM TUBUH TANAMAN
TANGGAL
PRAKTIKUM :30 MARET 2013
TANGGAL
PENYERAHAN : 1 APRIL 2013
ASISTEN : 1.MOH.
AMINNUDDIN
2. ASRI RINA H
3. FAJAR FIRMANSYAH
4. FAKHRUSY ZAKARIYYA
5. KHUSNUL KHOTIMAH
6. NORMA LAILATUN NIKMAH
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan mengalami
proses pertumbuahan dan perkembangan yang tidak terlepas dari adanya metabolisme
yang ada di dalamnya. Tumbuhan memerlukan zat untuk sebagai unsur pendukung
jalanya metabolisme tersebut. Tumbuhan memerlukan air dan garam mineral yang
terlarut sebagai bahan makanan serta oksigen dan karbondioksida dari
lingkungannya dan pengambilan serta pengangkutannya melalui proses osmosis,
difusi dan transport aktif.
Pada tumbuhan, tumbuhan
memerlukan air untuk pertumbuhan dan perkembangannya dalam jumlah cukup banyak.
Tumbuhan juga dapat kehilangan air atau proses keluarnya air pada tubuh tumbuhan
dalam bentuk gas ke udara di sekitar tumbuhan. Hal tersebut dinamakan dengan
transpirasi. Transpirasi merupakan proses penting pada tumbuhan karena
transpirasi dapat membantu meningkatkan proses pengangkutan air dan garam
mineral, mengatur suhu tumbuhan dengan cara melepaskan kelebihan panas dari
tubuh, serta mengatur turgor di dalam sel secara optimum.
Air yang masuk dari
dalam tanah ke dalam jaringan melalui sel secara difusi dan osmosis. Larutan
tanah mengandung ion-ion dan ion-ion yang terdapat pada tanah akan terbawa
melalui proses masuknya air melaui sel. Jika air yang berada pada tanah
sedikit, maka tumbuhan juga menyerap airnya sedikit, sehingga tumbuhan tidak
mampu untuk mencukupi kebutuhannya dan lama kelamaan jika hal tersebut
berkelanjutan maka tanaman akan layu karena air merupakan faktor utama bagi
pertahanan bagi tumbuhan. Air yang telah diabsorbsi oleh akar tumbuhan, yang
kurang dari satu persen akan digunakan dalam reaksi metabolisme dan sebagian
besar air yang diabsorbsi oleh akar akan hilang karena adanya penguapan pada
daun tumbuhan (transpirasi).
Air adalah salah satu
faktor bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Banyaknya kandungan air yang ada pada
tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung kecepatan air yang masuk
dan keluar pada tubuh tumbuhan. Hilangnya air pada tumbuhan berupa uap air atau
dalam bentuk cairan. Tidak semua air dapat diserap dan dimanfaatkan pada proses
metabolisme tubuh tumbuhan, hanya sebagian aja yang dikeluarkan dalam bentuk
penguapan. Air yang diserap oleh tumbuhan hanya 10 % dan sisanya 90%
dikeluarkan dalam bentuk uap air.
Transpirasi
berlangsung melalui stomata, kutikula, maupun pada lenti sel. Pada tumbuhan itu
sendiri juga memiliki jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem.
Xylem dan floem mempunyai peran penting bagi proses kehidupan tumbuhan. Xylem
berfungsi untuk mengangkut air, garam, mineral dalam tanah kemudian
menyebarkannya ke seluruh tubuh tumbuhan agar tumbuhan dapat berkembang secara
maksimal sedangkan fungsi floem yaitu mengangkut hasil fotosintesis.
Pengambilan air dan
garam mineral melalui bulu akar dan daerah pemanjangan akar sedangkan
pengambilan oksigen dan karbondioksida melalui mulut daun (stomata). Air dan
zat terlarut diangkut melalui xylem (pembuluh kayu) kemudian dibawa ke tempat
fotosintesis, tepatnya pada jaringan tiang sedangkan hasil fotosintesis
diangkut melalui floem kemudian di sebarkan ke bagian yang memerlukan.
Transpirasi air pada
tumbuhan juga memiliki rasio, semakin besar rasio transpirasi menunjukkan
penggunaan air pada tumbuhan efisien. Penggunaan air yang tidak efisien
biasanya pada tanaman yang tinggi. Cara menghitung rasio transpirasi yaitu
transpirasi air dibagi produksi berat kering tumbuhan selama pertumbuhannya. Rasio
tranpirasi biasanya berkisar 200-500 lebih, yang artinya 200-500 air digunakan
oleh 1 g berat kering tumbuhan sampai dewasa.
1.2 Tujuan
Untuk mempelajari peristiwa
transport air pada batang tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk
hidup. Nutrisi dibutuhkan baik yang ukuran makro maupun mikro. Unsur hara yang
ukuran makro misalnya N, P, K, S, Ca, Mg, sedangkan pada ukuran mikro yaitu
Fe,Zn, Cu, B, Mo, Na, Co, Cl, dan lain-lain. Pada unsur makro khususnya unsur K
(kalium/ pottasium) mempunyai peran utama untuk membantu mekanisme transport
Hong-Yan Liu et al. 2006 (dalam Adiputra, 2010) , dan menurut Farhad et al., 2010 dalam Syakir dan Gusmaini (2012),
unsur kalium memiliki peran dalam beberapa proses fisiologis yang dibagi
menjadi 2 aspek, yaitu aspek biofisik (kalium berperan terhadap tekanan
osmotik, tugor sel, stabilitas pH, dan pengaturan air melalui
stomata, dan aspek biokimia, dimana kalium berperan terhadap aktivitas enzim
pada sintesis karbohidrat dan protein, dan meningkatkan translokasi fotosintat
dari daun TAIZ dan Zeiger, 2002; Fageria et al., 2009 (dalam Syakir dan
Gusmaini, 2012).
Tumbuhan memerlukan air untuk
kehidupannya. Air memiliki fungsi sebagai transport unsur hara dari tanah ke
tanaman yang diperlukan pada proses metabolisme tanaman, misalnya proses
fotosintesis, transpirasi tanaman dan pelarut sejumlah bahan organik bagi
tanaman (Suhartono, dkk, 2008). Menurut Manan 1976 dalam Wanggai (2007) mengatakan transpirasi adalah proses penguapan
air dari sel-sel. Sel tersebut adalah stomata, lentisel melaui kutikula pada
daun tumbuhan. Menurut Susilowarno, dkk (2006), air dan meneral akan diserap
oleh akar terutama bulu akar dan air dilakukan secara osmosis sedangkan mineral
yang terlarut dilakukan secara difusi. Osmosis adalah perpindahan dari
kosentrasi tinggi ke kosentrasi rendah sedangkan difusi adalah perpindahan
kosentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
Tanaman menggunakan
kurang dari satu persen yang diserap tanaman dalam reaksi-reaksi metabolismenya
dan sebagian besar dari air akan diserap oleh akar tanaman dan di
transpirasikan melalui permukaan daun. Jika penyerapan air tidak seimbang pada
tingginya laju respirasi akan menyebabkan kandungan air pada daun dan tekanan
turgor sel berakibat pada rendahnya laju fotosintesis (Kartika,
dkk, 1997 dalam Evita, 2010)
Alat ransportasi pada pertumbuhan
tingkat tinggi yaitu xylem dan floem. Xylem berfungsi sebagai untuk mengankut
air, garam, mineral, sedangkan floem berfungsi sebagai mengangkut hasil fotosintesis
tumbuhan, dimana hasil fotosintesis adalah glukosa, dan hsil fotosintesis
tersebut akan dibagikan ke bagian tumbuhan yang membutuhkan. (Tim Biologi,
2004).
Air akan diserap oleh
akar kemudian air akan menuju ke daun untuk melakukan proses fotosintesis. Pada
proses fotosintesis, air akan melarutkan glukosa, dimana glukosa adalah hasil
dari fotosintesis kemudian disebarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan melalui
floem. Kekurangan air pada tumbuhan akan menyebabkan temperatur naik sehingga
menyebabkan disintegrasi klorofil (Hendriyani dan
Nintya, 2009).
Pada
proses transpirasi tumbuhan akan kehilangan air. Hilangnya air disebabkan
karena adanya gaya adhesi dan kohesi yang terjadi pada mesofil daun dengan air.
Jaringan memberikan tension (tarikan)
pada air dari jaringan bawah yang berguna untuk memenuhi kebutuhan air
dalam daun yang hilang karena transpirasi. Gaya tension menyebabkan air yang
terangkut dalam akar (akar memberikan pressure) yang akan mengisi xylem pada
batang dan terus naik ke daun. Tarikan transpirasi terjadi terus menerus karena
aliran air berjalan dari potensi tinggi ke potensi rendah, sehingga air dapat
sampai ke daun (Wijaya, 2006).
Kecepatan proses
transpirasi tumbuhan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Pada faktor
internal yaitu ukuran daun, tebal daun,
jumlah stomata, ada atau tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun, dan banyak
sedikitnya trikoma yang ada pada permukaan daun. Faktor eksternal yang
mempengaruhi transpirasi yaitu suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, dan
keadaan air pada tanah. Semakin tinggi suhu udara, maka semakin cepat pula
terjadinya transpirasi dan semakin tinggi intensitas cahaya, semakin cepat
terjadinya transpirasi, karena intesitas cahaya mempunyai pengaruh terhadap
membukanya stomata yang ada padau (Mikrajuddin, dkk. 2006).
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Hari
Sabtu pukul 07.45 WIB sampai dengan selesai, tanggal 30 Maret 2013 di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember dengan
acara transport air di dalam tubuh tanaman.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1
Tanaman Pacar air
2
Eosin (indikator
pewarna merah)
3
Air
4
Parafin padat (malam)
3.2.2 Alat
1
Timbangan analitik
ketelitian 0,01 g
2
Botol kaca
3
Pisau tajam
4
Penggaris
3.3
Cara Kerja
1
Menyiapkan batang
tumbuhan pacar air sepanjang 20 cm (menghilangkan seluruh daun dan bunganya)
dan batang tumbuhan pacar air sepanjang 20 cm dengan membiarkan organ-organ
seperti daun dan bunga.
2
Memotong miring pangkal
pucuk batang tanaman pacar air di dalam air dengan pisau yang tajam dan segera
memasukkan potongan tanaman tersebut pada botol yang telah berisi air dan
eosin. Memberi jarak ± 2 cm pangkal bawah batang dari dasar botol.
3
Memberi parafin padat
(malam) pada mulut botol untuk menghindari kemungkinan terjadinya penguapan.
Melakukan pengamatan setiap 45 menit sekali,dengan cara menimbang botol beserta
perlengkapannya dan mencatat serta mengamati perubahan warna pada batang
tanaman akibat pemberian eosin. Mengulangi pengukuran sebanyak 2 kali (2x45
menit)
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
No
|
Perlakuan
|
Berat awal (gr)
|
Berat akhir (gr)
|
1
|
Dikupir
|
554
|
550,8
|
2
|
Tidak dikupir
|
543
|
542
|
3
|
Dikupir
|
538
|
537,3
|
4
|
Tidak dikupir
|
592
|
592,5
|
4.2
Pembahasan
Air adalah suatu
komponen fisik yang dibutuhkan dalam jumlah besar bagi perkembangan dan
pertumbuhan pada tumbuhan. Air mempunyai peran penting bagi tumbuhan, karena
air menentukan berlangsungnya kehidupan tumbuhan. Banyaknya pasokan air yang
ada pada tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi. Fluktuasi tergantung pada
kecepatan proses hilangnya air, masuknya air, dan kecepatan penggunaan air pada
tumbuhan.
Air dapat mempengaruhi
proses metabolisme secara langsung dan tidak langsung, sehingga dapat
menurunkan pertumbuhan pada tanaman. Pemakaian efisien air tinggi dapat
menyebabkan mingkatkan hasil dan pemakaian air sampai batas potensinya. Jika
tumbuhan dalam kondisi kekurangan air, maka tumbuhan akan menjadi kerdil,
perkembangan pertumbuhannya menjadi abnormal. Prose transpirasi yang cukup
besar akan mengakibatkan tanaman layu, dan lama kelamaan bisa mati.
Adapun peranan air pada
tumbuhan, yaitu; 1) membantu mineral masuk dari larutan tanah ke tanaman, 2)
membantu mengangkut mineral nutrisi dari satu sel ke sel lain 3) merupakan
penghasil hidrogen dan oksigen, 4) mengontrol pergerakan tanaman, misalnya
membuka dan menutupnya stomata, 9) sebagai bahan metabolisme, 10) merupakan
hasil akhir respirasi dan digunakan untuk respirasi, 11) dan dapat mengatur
suhu tubuh tanaman pada saat cahaya penuh.
Transpirasi adalah
proses kehilangan air pada tubuh tumbuhan yang mengalami pengupan melalui
jaringan tubuh. Transpirasi akan berlangsung selama tumbuhan itu hidup.
Transpirasi terjadi pada daun melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Biasanya
orang-orang menyebutnya terjadi di stomata. Jaringan tubuh yang lain juga bisa,
tetapi jumlah air yang menguap lebih kecil daripada yang ada di stomata.
Transpirasi
dapat mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi dan dapat membuat
tanaman dingin secara terus menerus di bawah sinar matahari. Tumbuhan tidak
akan mudah mati karena terik matahari sebab adanya proses transpirasi yang
menyebabkan penguapan air. Proses transpirasi
dapat menurunkan suhu pada tubuh tumbuhan dan mendapatkan air yang cukup
untuk berlangsungnya hidup tumbuhan.
Transpirasi dipengaruhi
melaui faktor internal dan eksternal.
Faktor Internal
1. Penutupan Stomata
Pada keadaan stomata yang terbuka, maka
air yang hilang lebih banyak dan kehilangan air pada tumbuhan lebih sedikit.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya stomata yaitu
intesitas cahaya dan kelembaban. Pada saat keadaan lembab, sel pengawal pada
daun akan dapat mengakibatkan kehilangan turgor sehingga stomata dapat
tertutup.
2. Jumlah dan Ukuran Stomata
Daun yang bereproduksi akan mempunyai
banyak stomata pada kedua sisinya. Faktor genetik dan lingkungan dapat
mempengaruhi jumlah dan ukuran
stomata.
3. Jumlah Daun
Semakin luas permukaan daun semakin
besar pula transpirasinya. Begitu juga semakin kecil luas permukaan daun,
semakin kecil pula transpirasinya.
4. Penggulungan atau Pelipatan
Daun
Mekanisme yang ada pada daun dapat
menguntungkan pengurangan transpirasi apabila perairannya terbatas.
Faktor eksternal
1. Kelembaban
Pada saat lembab dapat menghambat
transpirasi sedangkan pada saat udara yang kering dapat memperce[at
transpirasi. Kandungan air yang cukup pada
tumbuhan dan ketika stomata terbuka, laju reaksi tergantung pada selisih
konsentrasi uap air dalam rongga antar sel dengan konsentrasi uap air yang ada
di udara.
2. Temperatur
Temperatur
yang tinggi dapat mengakibatkan adanya tekanan uap yang ada di daun berdifusi ke udara bebas. Pada saat penguapan
air dapat mempengaruhi pertumbuhan turgor dan pembukaan stomata.
3. Sinar matahari
Sinar
matahari berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya stomata. Cahaya akan
mempengaruhi suhu yang dapat mempengaruhi aktivitas transpirasi. Semakin banyak
sinar matahari maka dapat mempercepat proses tranpirasi.
Proses transpirasi
dapat mengakibatkan proses pergerakan air (transport air). Transpirasi
mempunyai keterkaitan terhadap transport air, karena pada proses transpirasi
dapat menyebabkan adanya penarikan air
yang melawan gaya gravitasi bumi. Setiap tumbuhan mempunyai jaringan pengangkut
yang berupa xylem dan floem. Xylem berfungsi untuk menyerap air, mineral yang
akan dibawa ke daun, xylem juga berfungsi menyangga tanaman agar tidak roboh.
Nama lain dari xylem adalah pembuluh kayu. Floem berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis dan nama lain dari floem adalah pembuluh tapis.
Air yang diserap secara
osmosis oleh akar, tepatnya pada rambut akr, dan sebagian besar air bergerak
menurut potensial air melalui xilem. Air yang mengalami tekanan besar dikarenakan molekul air menyatu yang
berakibat terjadinya penguapan yang berlangsung di bagian atas. Pada saat
stomata terbuka dalam laju transpirasi, stomata mengambil karbondioksida di
udara untuk fotosintesis. Tidak semua air diserap oleh tumbuhan, tetapi hanya
10% yang diserap tumbuhan dan sisanya dikeluarkan ke udara dengan mengalami
penguapan.
Air
yang diserap pada tanah akan melawan gaya gravitasi bumi, akan tetapi tumbuhan
dapat melawan gaya gravitasi karena adanya pressure dan tension. Jaringan
memberikan tension (tarikan) pada air
dari jaringan bawah yang berguna untuk memenuhi kebutuhan air dalam daun yang
hilang karena transpirasi. Gaya tension menyebabkan air yang terangkut dalam
akar(akar memberikan pressure) yang akan mengisi xylem pada batang dan terus
naik ke daun. Tarikan transpirasi terjadi terus menerus karena aliran air
berjalan dari potensi tinggi ke potensi rendah, sehingga air dapat sampai ke
daun.
Pada praktikum ini,
kami menggunakan tanaman pacar air sebagai objek adanya laju transpirasi. Di
dalam praktikum ini, batang pacar air di potong melintang karena semakin besar
luas permukaannya makan proses transpirasinya. Ada dua perlakuan yang kita uji.
Yaitu dikupir(semua bagian diambil) dan membiarkan tanaman tidak diambil.
Perlakuan tersebut diujikan karena menurut Gardner, dkk (1991 ), salah satu
pengaruh dari transpirasi yaitu besar kecilnya daun dan tebal tipisnya daun.
Pemotongan daun juga mempengaruhi laju transpirasi karena uap air berdifusi
melalui stomata. Menurut Salisbury dan Ross ( 1992 ), stomata terletak pada
daun tepatnya di epidermis yang memungkinkan adanya pertukaran gas antara udara
luar dan mesofil. Air yang menguap akan hilang melaui dinding epidermis dan mesofil yang berdekan dengan rongga di
bawah stomata kemudian udara hilang melalui stomata.
Metode pada praktikum
ini yaitu terdapat dua perlakuan yaitu dikupir dan tidak dikupir. Setelah itu
tanaman dipotong 20 cm dari ujung kemudian memasukkan tanaman ke dalam botol
yang berisi air. Untuk mengurangi
terjadinya penguapan, maka di lapisi dengan plastisin. Laju transpirasi dapat
diketahui melalui penimbangan. Dari hasil pengamatan, terdapat berbeda-beda
setiap penimbangannya. Penimbangan dilakukan secara 2 kali, yaitu sebelum
pemanasan dan 20 menit setelah pengamatan. Pada setelah pemanasan, berat akhir
mengalami penurunan karena cahaya pada proses pemanasan mempengaruhi penguapan.
Pada kelompok 4, berat akhirnya terjadi kenaikan mungkin pada saat melakukan
praktikum kurang teliti dan orang yang mengukurnya beratnya berbeda. Praktikum
ini harus memerlukan ketelitian untuk menimbang karena timbangan yang digunakan
menggunakan timbangan analitik dengan keteliian 0,01 g.
Transpirasi
juga dapat diuji dengan larutan eosin, dengan memotong tanaman lalu di beri
eosin. Setelah menunggu beberapa menit diketahui batang pacar air berwarna
merah, tepatnya hanya di xilem aja. Warna merah hanya terdapat di xilem aja,
karena xilem mengangkut air, mineral, dan eosin sendiri merupakan zat cair
sehingga dapat diangkut oleh xilem.
DAFTAR
PUSTAKA
Adiputra, I.G.K.
2010. Penilaian Status Unsur Hara pada Tumbuhan Menggunakan Pendekatan
Biosintesis Sukrosa. Widya Biologi,
1(1): 1-10
Anggarwulan, E,
dkk. 2008. Karakter Fisiologi Kimpul (Xanthosoma
sagittifolium (L.) Schott) pada Variasi Naungan dan Ketersediaan Air. Biodiversitas, 9(4): 264-268
Evita. 2010.
Respon tanaman kacang tanah (Arachis
hypogea L.) terhadap Cekaman Air. Percikan,
111: 1-4
Hendriyani, I.S
dan Nintya S. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan
Air yang Berbeda. Sains & Mat,
17(30): 145-150
Mikrajuddin,
dkk. 2006. Ipa Terpadu SMP dan MTs Jilid
2A. Jakarta: Esis
Suhartono, dkk.
2008. Pengaruh Interval Pemberian Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kedelai (Gliccine Max ( L) Merril) pada Berbagai Jenis Tanah. Embryo, 5(1): 98-112
Susilowarno,
R.G, dkk. 2006. Biologi untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: G
Syakir, M dan
Gusmaini. 2012 . Pengaruh Penggunaan Sumber Pupuk Kalium terhadap Produksi dan
Mutu Minyak Tanaman Nilam. Littri, 18(2): 60-65.
Tim Biologi,
2004. Sains Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan SMP Kelas 2A.
Jakarta: Grasindo
Wanggai, F.
2007. Pengelolahan Sumber Daya Hutan
secara Berkelanjutan. Jakarta: Grasindo
Wijaya, A. 2006.
Biologi VIII. Jakarta: Grasindo
No comments:
Post a Comment