UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM
FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR
LAPORANPRAKTIKUM
NAMA :JENI
WIDYA R
NIM :121510501018
GOL/KELOMPOK :C/I
ANGGOTA :1. BAGUS
DWI S (111510501028)
2.
NOVITA FAJRIYATUL M(121510501001)
3.
WAHYU PUSPASARI (121510501006)
4.
DEVI ANGGUN
(121510501010)
5. RISKA YULIANTI (121510501027)
6. SARWIENDA CAHYA U (121510501088)
7. RIZKI AMRILLAH H
(121510501015)
8. MUZAYYINUL G (121510501016)
9. NUR ZULAIHA (121510501033)
JUDUL ACARA :RESPIRASI
TANGGAL
PRAKTIKUM :21 MARET 2013
TANGGAL
PENYERAHAN : 23 MARET 2013
ASISTEN :1.MOH.
AMINNUDDIN
2. ASRI RINA H
3. FAJAR FIRMANSYAH
4. FAKHRUSY ZAKARIYYA
5. KHUSNUL KHOTIMAH
6. NORMA LAILATUN NIKMAH
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Aspek fisiologi tumbuhan berbeda
dengan aspek fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada
dasarnya berkembang melalui kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan tumbuh dan
berkembang sepanjang masa hidupnya. Tumbuhan itu tidak dapat berpindah, memproduksi
makanannya sendiri (atau disebut dengan autrotof), dan menggantungkan dirinya
pada apa yang diperoleh dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia.
Sedangkan pada hewan, hewan dapat bergerak, harus mencari makan (biasanya disebut
heterotrof) untuk kebutuhan hidupnya, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran
tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan pertumbuhan.
Proses respirasi adalah
proses pengambilan oksigen untuk memecah senyawa organik menjadi
karbondioksida, air dan energi. Proses respirasi itu berada pada sel. Semua sel
yang aktif melakukan respirasi, sering menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida. Respirasi menghasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan
seperti bergerak dan pertumbuhan. Pada proses respirasi tidak hanya pertukaran
gas, tapi keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu senyawa
dioksidasi menjadi karbondioksida dan oksigen yang diserap direduksi menjadi
air, pati, fruktosa, sukrosa, atau gula yang lainnya, lemak, asam organik,
bahkan protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi. Pada proses
respirasi terjadi pada mitokondria dan sitosol.
Respirasi
merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa
anorganik. Pada respirasi karbohidrat dan oksigen diubah menjadi karbondioksida dan
air. Karbohidrat yang digunakan dapat berupa
sukrosa, tepung, dan bisa juga dalam bentuk lemak. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel
dan berlangsung secara aerob maupun anaerob. Dalam respirasi aerob diperlukan
oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi.
Sedangkan dalam respirasi anaerob oksigen tidak atau kurang tersedia dan
dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau
asam asetat dan sedikit energi dan biasanya terjadi pada fermentasi.
Tumbuhan melakukan pertukaran gas
antara karbondioksida dan oksigen melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar.
Respirasi sangat bermanfaat bagi tumbuhan.
Manfaat respirasi yaitu dimana terjadinya proses pemecahan senyawa
organik, dari proses pemecahan maka akan dihasilkanlah senyawa-senyawa antara
yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa
yang penting untuk pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa itu meliputi asam amino
untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen
profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen
flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti
lignin.
1.2 Tujuan
1. Membuktikan
bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi.
2. Menghitung
O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Proses perolehan
nutrisi dan energi pada tumbuhan yaitu melalui proses penyerapan air, dan unsur
hara, transpirasi, fotosintesis dan respirasi (Furqonita, 2007). Tumbuhan juga
memerlukan oksigen untuk respirasi seluler meskipun tumbuhan juga menghasilkan
oksigen (Cambell, dkk, 2003). Respirasi adalah proses pengambilan oksigen untuk
memecah senyawa organik menjadi karbondioksida, air dan energi. Respirasi
menghasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan seperti bergerak dan
mengalami pertumbuhan. Pada hakikatnya respirasi adalah reaksi reduksi, dimana
senyawa organik dioksidasi menjadi karbondioksida dan oksigen yang diserap
mengalami reduksi menjadi air. Tumbuhan mendapatkan tenaga dari makanan yang
berupa C6H12O6 (karbohidrat atau glukosa),
yaitu sejenis glukosa ringkas (Julivert, 1999).
Proses respirasi berada pada sel tumbuhan tepatnya
pada mitokondria dan sitosol. Sistem pada proses respirasi bertolak belakang dengan
proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis CO2 dan H2O
serta bantuan cahaya matahari akan diubah menjadi C6H12O6
(karbohidrat) dan oksigen. Karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis
akan digunakan untuk proses respirasi. Sedangkan pada proses respirasi C6H12O6 (karbohidrat)
dan oksigen akan diubah menjadi CO2 dan H2O. Karbohidrat
yang dihasilkan dari proses fotosintesis akan digunakan untuk proses respirasi.
Proses respirasi menghasilkan ATP, membentuk lipid, asam nukleat, dan protein
yang selanjutnya digunakan untuk membentuk batang, daun, akar dan jaringan baru
(Afitin dan Sri, 2009).
Ada tiga proses respirasi yaitu glikolisis, siklus
kreb, dan transpor elektron. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses
respirasi, yaitu. Ketersediaan substrat (senyawa awal), ketersediaan oksigen,
suhu, dan tipe umur. Tumbuhan Pada proses resprasi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Proses respirasi aerob yang mana
membutuhkan oksigen untuk melakukan proses respirasi dan biasanya pada tumbuhan
tingkat tinggi. Pada respirasi anaerob tidak menggunakan oksigen dan biasanya
digunakan untuk fermentasi (Nugroho, dkk, 2009). Kandungan air yang berlebihan
dapat menyebabkan medium dalam kondisi anaerob karena pada medium telah
mengalami jenuh air. Pada medium jenuh air tidak ada oksigen sehingga dapat
menurunkan respirasi aerob.Kondisi anaerob menyebabkan terjadinya fermentasi
sehingga dihasilkan etanol dan CO2 Greulach, 1973 (dalam Umami, dkk, 2011).
Daun merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis
dan respirasi sehingga pada daun mengandung banyak protein dan lemak daripada
batang, yang secara tidak langsung menggambarkan bahwa adanya kualitas pada
daun (Rahmawati, dkk, 2013). Aryanto dan Polakitan 2009 dalam Lasamadi, dkk (2013) mengatakan bahwa tumbuhan sangat tergantung pada unsur hara
yang ada di dalam tanah, dimana ketersediaan unsur dapat mempengaruhi
presentasi pertumbuhan khususnya nitrogen dan bahan organik yang dapat
mempengaruhi fisiologi tanaman seperti meningkatnya respirasi untuk menyerap
unsur hara sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Di
dalam respirasi unsur P atau disebut sebagai fosfor sangat berperan penting.
Menurut Munawar 2011 dalam mengatakan bahwa kekurangan unsur P dapat menghambat
proses respirasi, pembelahan sel dan pengembangan sel, dan laju fotosintesis
(Wati, dkk, 2012).
BAB
3. METODOLOGI
3.1
Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum Agrobiologi pada acara 3,
yaitu tentang respirasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Maret 2012, di
laboratorium fisiologi tumbuhan, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Jember.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Kecambah kedelai
2. Benih kedelai imbibisi
3. Larutan CaCI2 0,2 N
4. Larutan NaOH 0,2 N
5. Larutan HCl 0.05 N
6. Aquadest
7. Biuret
3.2.2 Alat
1. Indikator pp
2. Erlenmeyer 250 cc
3. Neraca
4. Kertas saring
5. Respirometer
6. Beaker glass
7. Botol semprot
3.3
Cara Kerja
3.3.1 Cara kerja uji
1. Memasukkan sedikit NaOH (1 atau 2 gram) ke dalam dasar
respirometer dan memasukkan pula kassa logam ke dalam tabung objek. Menutup
tabung objek dengan tabung pengumpul.
2. Memasukkan
kecambah kacang panjang ke dalam tabung objek.
3. Mengisi
alat suntik dengan sedikit air dengan menyedotnya.
4. Menyuntik
air satu tetes kecil ke ujung atas pipa ukur dan tabung pengumpul (sebaiknya
menetesi air tersebut berada pada angka yang mudah terbaca).
5. Melihat
perubahan tetes air (menurun) dalam pipa ukur. Mengetahui volume oksigen yang
terpakai oleh kecambah dalam selang waktu tertentu.
6. Menghitung
volume oksigen yang terpakai dengan rumus:
V =
3,14 x 0,75 x 0,75 x (perubahan posisi tetes air) mm3
Catatan = diameter pipa ukur 1,5 mm.
3.3.2 Pengamatan
1. Melakukan pengamatan setelah 24 jam.
2.
Mengambil NaOH dan respirometer.
3.
Memasukkan larutan tersebut ke dalam beaker glass dan menambahkan 2,5 cc CaCI2 (endapan
putih yang terjadi pada CaCO3 yang menunjukkan adanya CO2.
4.
Menyaring larutan tersebut dengan kertas filter, mencuci
endapan yang terjadi/melekat pada kertas dengan aquadest dan menampung sampai
300 cc kemudian menambahkan beberapa indikator pp sampai warna menjadi
pink/merah.
5.
Mentitrasikan dengan HCl 0,05 N sampai warna merah hilang
dan mencatat volume HCl yang digunakan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Perlakuan
|
VO2
|
VCO2
|
Kecambah kedelai
|
0,29
mm3/s
|
605
ml
|
Kedelai
imbibisi
|
0,94 mm3/s
|
330
ml
|
4.2 Pembahasan
Mahluk hidup melakukan
respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu juga pada tumbuhan. Respirasi
pada tumbuhan merupakan proses perubhan energi kimia menjadi energi yang
diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Proses respirasi pada tumbuhan
berada di mitokondria dan sitosol. Proses respirasi terjadi pada siang hari
maupun malam. Respirasi terjadi pada bagian tubuh tumbuhan tingkat tinggi.
Respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun. Respirasi yang dilakukan
tumbuhan menggunakan oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis dan
sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun. Reaksi yang terjadi pada proses
respirasi sebagai berikut :
C6H12O6 + 6 O2 ®6
CO2 + 6 H2O + energi
Respirasi merupakan rangkaian dari
banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya dikatalisis oleh enzim yang berbeda.
Pada proses respirasi
banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan karena pada proses respirasi
menghasilkan senyawa penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa tersebut meliputi
asam amino untuk protein, nukleotida untuk asam nukleat, dan karbon untuk pigmen
profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen
flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti
lignin. Energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses respirasidapat
digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Ada dua macam respirasi
yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob yaitu respirasi
yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Reaksi proses
respirasi aerob secara sederhana dapat dituliskan :
C6H12O6 +
6H2O –>>6H2O + 6CO2 + 675 kal
Respirasi anaerobik adalah reaksi yang
tidak menggunakan oksigen dalam pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi.
Reaksinya :
C6H12O6 Ragi =>
2C2H5OH + 2CO2 + 21 Kal
Pada proses respirasi
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain cahaya, suhu, ketersediaan
subsrat, ketersediaan O2. Cahaya dapat menimbulkan efek tambahan
berupa panas, sedang panas itu sendiri akan mempercepat proses respirasi.
Pengaruh suhu bagi proses respirasi tumbuhan yaitu laju reaksi respirasi akan
meningkat pada setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini
tergantung pada masing-masing dari spesies. Tanaman juga membutuhkan substrat,
dimana ketrersedianya substrat pada tanaman berpengaruh dalam proses respirasi.
Tumbuhan yang kandungan substrat yang rendah maka proses respirasinya rendah
pula. Demikian sebaliknya jika substrat yang tersedia cukup banyak maka proses
respirasi akan meningkat. Ketersediaan oksigen juga akan mempengaruhi laju
respirasi. Oksigen yang ada di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi,
karena oksigen yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk respirasi jauh lebih sedikit
daripada oksigen yang tersedia di udara. Selain itu, tipe dan umur tumbuhan.
Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan
yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Pada proses respirasi
juga menggunakan substrat, yang disebut substrat respirasi adalah setiap
senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang
ada dalam sel tumbuhan relatif banyak dan biasanya senyawa tersebut
direspirasikan menjadi CO2 dan air. Pada respirasi karbohidrat
adalah substrat respirasi utama yang terjadi dalam sel tumbuhan tinggi. Beberapa
jenis gula atau karbohidrat seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa, pati, asam
organik, dan protein (yang digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Ada dua
tahap respirasi yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Pada respirasi
aerob, proses respirasinya membutuhkan udara terutama oksigen. Proses aerob
dibagi menjadi 3 tahap, yaitu glikolisis, Siklus Kreb, Rantai Transport Elektron
1) Glikolisis (Glukosa→ 2 asam piruvat + 2 NADH + 2 ATP)
Glikolisis
berlangsung di luar mitokondria dan secara anaerob. Dalam proses ini terjadi
perubahan 1 molekul glukosa (6 C) menjadi 2 asam piruvat (3 C). Dalam proses
glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH.
2) Siklus kreb (2 asam piruvat→2 asetil KoA+2 CO2+2 NADH+2 ATP, 2 asetil KoA→ 4CO2 + 6NADH + 2 FADH2)
Siklus kreb mengubah asam piruvat menjadi 2 asetil KoA, 2 CO2, 2 NADH, dan 2 ATP. 2 asetil KoA, 2 CO2, 2 NADH, dan 2 ATP dibah menjadi 4 CO2 + 6 NADH + 2 FADH2)
3) Rantai Tansport Elektron10 NADH +5O2→ 10 NAD++10 H2O+30 ATP
2 FADH2+O2→2 FADH+2 H2O+4 ATP
2) Siklus kreb (2 asam piruvat→2 asetil KoA+2 CO2+2 NADH+2 ATP, 2 asetil KoA→ 4CO2 + 6NADH + 2 FADH2)
Siklus kreb mengubah asam piruvat menjadi 2 asetil KoA, 2 CO2, 2 NADH, dan 2 ATP. 2 asetil KoA, 2 CO2, 2 NADH, dan 2 ATP dibah menjadi 4 CO2 + 6 NADH + 2 FADH2)
3) Rantai Tansport Elektron10 NADH +5O2→ 10 NAD++10 H2O+30 ATP
2 FADH2+O2→2 FADH+2 H2O+4 ATP
Pada proses
aerob dihasilkan H2O dan terjadi konversi energi dengan rumus: 1 NADH : 3 ATP,
dan 1 FADH : 2 ATP. Sehingga pada proses Glikolisis 2ATP, 2NADH (2 x 3) = 8 ATP. Proses Dekarboksilasi
Oksidatif mengahsilkan 2NADH (2 x 3) = 6 ATP, pada proses Siklus Krebs menghasilkan 2FADH (2x2), 6NADH
(6x3), 2ATP = 22 ATP, sehingga
hasilnya 38 ATP
Pada respirasi anaerob salah satu
proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima atom
hidrogen ( H ), pada kondisi anaerobik ( tidak tersedia oksigen ), suatu sel
dapat mengubah asam piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol serta
membebaskan energi (ATP). Oksidasi asam piruvat dalam sel otot menjadi CO2
dan asam laktat serta membebaskan energi ( ATP ). Bentuk reaksi anaeobyang
terakhir disebut fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim-enzim yang
terdapat di dalam sitoplasma sel.
Pada respirasi anaerob yaitu glikolisis, dimana 1 molekul
glukosa ( C6 ) akan diuraikan menjadi asam piruvat, NADH dan 2 ATP. Pembentukan
alkohol ( fermentasi alkohol ),
atau pembentukan asam laktat (fermentasi
asam laktat). 1)Fermentasi
alkohol : Tahapan glikolisis sama dengan yang terjadi pada
respirasi aerob. Setelah terbentuk asam piruvat ( hasil akhir glikolisis ),
asam piruvat mengalami dekarboksilasi dan dikatalisis oleh enzim alkohol
dehidrogenase menjadi etanol atau alkohol dan
terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+ serta membebaskan energi/kalor.
Dapat ditulis reaksi yaitu:
2CH3COCOOH
----------> 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal
asam piruvat etanol/alkohol
asam piruvat etanol/alkohol
Proses ini dikatakan sebagai "pemborosan" karena
sebagian besar energi yang terkandung dalam molekul glukosa masih tersimpan di
dalam alkohol.
2) Fermentasi asam laktat :
terjadi pada sel-sel otot yang bekerja keras , energi yang tersedia tidaklah
seimbang dengan pemanfaatan energi karena kadar oksigen yang tersedia tidak
mencukupi untuk kegiatan respirasi aerob. Proses fermentasi asam laktat dimulai
dari glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Karena tidak adanya oksigen
maka asam piruvat akan mengalami degradasi molekul ( secara anaerob ) dan
dikatalisis oleh enzim asam laktat dehidrogenase dan direduksi
oleh NADH untuk menghasilkan energi dan asam laktat. Dapat di tulis reaksi
yaitu
2CH3COCOOH
----------> 2CH3CHOHCOOH + 47
kkal
asam
piruvat
asam laktat
Pada praktikum ini, cara yang
digunakan yaitu tabung pada respirometer dilepas dari tutupnya yang langsung
menempel pada pipa. Respirometer berfungsi untuk mengukur oksigen yang
diperlukan dalam proses respirasi. Setelah itu memasukkan NaOH, setelah di
masukkan NaOH kemudian masukkan 5 kecambah kedele. Fungsi dari NaOH itu sendiri
yaitu nanti akan menghasilkan CaCO3 yang menandakan adanya CO2
yang dihembuskan oleh kecambah kedele yang berada pada respirometer. Setelah
memasukkan bahan maka kita menutup tabung tersebut dengan penutupnya serta
diolesi vaselin. Fungsi vaselin yaitu agar udara di dalam tabung tidak dapat
keluar dan udara yang ada di luar tidak dapat masuk melalui celah antara mulut
tabung dengan penutup dan berfungsi sebagai pelicin.
Kemudian mengambil tinta cina dengan
menggunakan suntikan lalu menyuntikkan suntikan pada ujung pipa yang berlubang
pada penutup respirometer. Menghitung turunnya tinta pada perhitungan dalam
jangka waktu 5 menit, kemudian menghitung perpindahan tinta tersebut dari
tempat semula sampai 5 menit akhir. Hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan respirometer yaitu jangan sampai dalam keadaan miring karena pada
keadaan miring akan berpengaruh pada kecepatan naiknya tinta dan akan
menyebabkan percobaan gagal.
Pada
praktikum ini kelompok kami mengamati proses respirasi pada kecambah kedele.
Alasan mengapa menggunakan kecambah yaitu kecambah merupakan suatu organisme
yang masih belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah bisa melakukan
pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah diamati dimana
kecambah sebagai bahan percobaan mampu melakukan respirasi.
Dari
hasil pengamatan antara kedele imbibisi kedelai dengan kecambah kedele
diketahui bahwa volume oksigen dan karbondioksida dari masing-masing kedele
berbeda. Volume oksigen pada kedele yang diimbibisi lebih besar daripada volume
oksigen pada kecambah,hal ini terjadi karena pada proses kedele imbibisi,
kedele di rendam air terlebih dahulu, sehingga pada kedele imbibisi mengalami
penyerapan dan tidak adanya dormansi biji. Perendaman dilakukan agar dapat
melunakkan benih sehingga dapat menaikkan proses respirasi dan memacu kegiatan
sel dan enzim. Ketika kandungan air tercukupi maka keadaan sel mudah untuk di
ditembus oleh oksigen. Ketersediaan sel memacu respirasi, karena pada proses
respirasi memerlukan oksigen.
Tetapi pada fluktuasi normal, kandungan oksigen di udara
tidak terlalu banyak mempengaruhi proses laju respirasi, karena jumlah oksigen
yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan respirasi jauh lebih rendah daripada
oksigen yang ada di udara ( Sativa,2010).
Sedangkan pada kecambah
kedelai volume oksigen lebih kecil karena pada kecambah kedele kandungan airnya
kurang sehingga mengakibatkan potensi air pada biji rendah. Sehingga biji tidak
dapat melakukan imbibisi dan dapat menghambat proses perkecambahannya.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.Respirasi
adalah proses perubahan karbohidrat dan oksigen menjadi karbondioksida dan uap
air
2.Faktor-faktor
yang mempengaruhi respirasi adalah cahaya, suhu,
ketersediaan subsrat, ketersediaan O2.
3.Substrat
respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi,
atau senyawa-senyawa menjadi CO2 dan air.
4. Substrat respirasi yaitu karbohidrat
seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa, pati, asam organik, dan protein (yang
digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
5.Tahap
tahap respirasi secara umum yaitu glikolisis, daur krebs,dan yang terakhir
sistem transport elektron.
6.
Volume
oksigen pada kedele yang diimbibisi lebih besar daripada volume oksigen pada
kecambah, karena pada kecambah imibibisi di rendam air terlebih sehingga banyak
mengandung oksigen dan mempercepat proses respirasi.
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, kita harus berhati hati dalam
melakukan percobaan dan harus teliti dalam proses melakukan percobaan dan
hitungannya agar hasilnya sesuai dengan kenyataannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Afitin, R dan
Sri, D. 2009. Pengaruh Dosis Kompos
dengan Stimulator Trichoderma terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea
mays l.) Varietas Pioner -11 pada Lahan Kering. BIOMA, 11 (2) : 69-75
Cambell, dkk.
2003. Biologi Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Furqonita, D.
2007. Seri Ipa Biologi 2. Jogyakarta
: Yudhistira
Julivert,
M.A. 1999. Kehidupan Tumbuhan. Johor Bahru: Pelangi Library Sdn. Bhd.
Lasamadi, R.D,
dkk. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum purpireum cv. Mott) yang
Diberi Pupuk Organik Hasil Fermentasi EM4. Zootek, 32(5): 158-171
Nugroho, A, dkk.
2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional Ipa
Terpadu. Jakarta: Grasindo.
Rahmawati, dkk.
2013. Nisbah Daun Batang, Nisabah Tajuk Akar, dan Kadar Serat Kasar Alfalfa (Medicago sativa) pada Pemupukan Nitrogen
dan Tinggi Defoliasi Berbeda. Animal
Agriculture, 2(1): 1-8
Umami, A, dkk. 2011. Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman
Bawang Merah (Allium ascalonicum L.var.Tiron) Dengan Perlakuan Gracilaria
verrucosa Sebagai Penjerap Air pada Tanah Pasir. BIOMA, 13 (2) : 60-66
Wati, R, dkk.
2012. Kadar Protein Kasar dan Serat Kasar Eceng Gondok Sebagai Sumber Daya
Pakan di Perairan yang Mendapat Limbah Kotoran Itik. Animal Agricultural, 1(1): 181-191.
Mkasih y, agak mmbantu. Soalnya ak bru nempuh ^^
ReplyDelete