Saturday 6 April 2013

RESPIRASI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR
LAPORANPRAKTIKUM
NAMA                                       :JENI WIDYA R
NIM                                           :121510501018
GOL/KELOMPOK                  :C/I
ANGGOTA                               :1. BAGUS DWI  S                    (111510501028)
                                                   2. NOVITA FAJRIYATUL M(121510501001)
                                                   3. WAHYU PUSPASARI         (121510501006)
                                                   4. DEVI ANGGUN                   (121510501010) 
                                                     5. RISKA YULIANTI              (121510501027) 
                                                     6. SARWIENDA CAHYA U   (121510501088)
                                                     7. RIZKI AMRILLAH  H        (121510501015)
                                                     8. MUZAYYINUL G                (121510501016)
                                                     9. NUR ZULAIHA                    (121510501033)
JUDUL ACARA                       :RESPIRASI
TANGGAL PRAKTIKUM      :21 MARET 2013
TANGGAL PENYERAHAN   : 23 MARET 2013
ASISTEN                                  :1.MOH. AMINNUDDIN
                                                   2. ASRI RINA H
                                                     3. FAJAR FIRMANSYAH
                                                     4. FAKHRUSY ZAKARIYYA
                                                     5. KHUSNUL KHOTIMAH
                                                     6. NORMA LAILATUN NIKMAH



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan aspek fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya berkembang melalui kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan tumbuh dan berkembang sepanjang masa hidupnya. Tumbuhan itu tidak dapat berpindah, memproduksi makanannya sendiri (atau disebut dengan autrotof), dan menggantungkan dirinya pada apa yang diperoleh dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Sedangkan pada hewan, hewan dapat bergerak, harus mencari makan (biasanya disebut heterotrof) untuk kebutuhan hidupnya, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan pertumbuhan.
Proses respirasi adalah proses pengambilan oksigen untuk memecah senyawa organik menjadi karbondioksida, air dan energi. Proses respirasi itu berada pada sel. Semua sel yang aktif melakukan respirasi, sering menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida. Respirasi menghasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan seperti bergerak dan pertumbuhan. Pada proses respirasi tidak hanya pertukaran gas, tapi keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi karbondioksida dan oksigen yang diserap direduksi menjadi air, pati, fruktosa, sukrosa, atau gula yang lainnya, lemak, asam organik, bahkan protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi. Pada proses respirasi terjadi pada mitokondria dan sitosol.
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Pada respirasi karbohidrat dan oksigen diubah menjadi karbondioksida dan air. Karbohidrat yang digunakan dapat berupa  sukrosa, tepung, dan bisa juga dalam bentuk lemak. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerob maupun anaerob. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi dan biasanya terjadi pada fermentasi.
Tumbuhan melakukan pertukaran gas antara karbondioksida dan oksigen melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar. Respirasi sangat bermanfaat bagi tumbuhan.  Manfaat respirasi yaitu dimana terjadinya proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan maka akan dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting untuk pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa itu meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.

1.2 Tujuan
1.   Membuktikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi.
2.   Menghitung O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi

  
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Proses perolehan nutrisi dan energi pada tumbuhan yaitu melalui proses penyerapan air, dan unsur hara, transpirasi, fotosintesis dan respirasi (Furqonita, 2007). Tumbuhan juga memerlukan oksigen untuk respirasi seluler meskipun tumbuhan juga menghasilkan oksigen (Cambell, dkk, 2003). Respirasi adalah proses pengambilan oksigen untuk memecah senyawa organik menjadi karbondioksida, air dan energi. Respirasi menghasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan seperti bergerak dan mengalami pertumbuhan. Pada hakikatnya respirasi adalah reaksi reduksi, dimana senyawa organik dioksidasi menjadi karbondioksida dan oksigen yang diserap mengalami reduksi menjadi air. Tumbuhan mendapatkan tenaga dari makanan yang berupa C6H12O6 (karbohidrat atau glukosa), yaitu sejenis glukosa ringkas (Julivert, 1999).
Proses respirasi berada pada sel tumbuhan tepatnya pada mitokondria dan sitosol. Sistem pada proses respirasi bertolak belakang dengan proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis CO2 dan H2O serta bantuan cahaya matahari akan diubah menjadi C6H12O6 (karbohidrat) dan oksigen. Karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis akan digunakan untuk proses respirasi. Sedangkan pada proses respirasi  C6H12O6 (karbohidrat) dan oksigen akan diubah menjadi CO2 dan H2O. Karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis akan digunakan untuk proses respirasi. Proses respirasi menghasilkan ATP, membentuk lipid, asam nukleat, dan protein yang selanjutnya digunakan untuk membentuk batang, daun, akar dan jaringan baru (Afitin dan Sri, 2009).
Ada tiga proses respirasi yaitu glikolisis, siklus kreb, dan transpor elektron. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi, yaitu. Ketersediaan substrat (senyawa awal), ketersediaan oksigen, suhu, dan tipe umur. Tumbuhan Pada proses resprasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Proses respirasi aerob yang mana membutuhkan oksigen untuk melakukan proses respirasi dan biasanya pada tumbuhan tingkat tinggi. Pada respirasi anaerob tidak menggunakan oksigen dan biasanya digunakan untuk fermentasi (Nugroho, dkk, 2009). Kandungan air yang berlebihan dapat menyebabkan medium dalam kondisi anaerob karena pada medium telah mengalami jenuh air. Pada medium jenuh air tidak ada oksigen sehingga dapat menurunkan respirasi aerob.Kondisi anaerob menyebabkan terjadinya fermentasi sehingga dihasilkan etanol dan CO2 Greulach, 1973 (dalam Umami, dkk, 2011).
Daun merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis dan respirasi sehingga pada daun mengandung banyak protein dan lemak daripada batang, yang secara tidak langsung menggambarkan bahwa adanya kualitas pada daun (Rahmawati, dkk, 2013). Aryanto dan Polakitan 2009 dalam Lasamadi, dkk (2013) mengatakan bahwa  tumbuhan sangat tergantung pada unsur hara yang ada di dalam tanah, dimana ketersediaan unsur dapat mempengaruhi presentasi pertumbuhan khususnya nitrogen dan bahan organik yang dapat mempengaruhi fisiologi tanaman seperti meningkatnya respirasi untuk menyerap unsur hara sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Di dalam respirasi unsur P atau disebut sebagai fosfor sangat berperan penting. Menurut Munawar 2011 dalam mengatakan bahwa kekurangan unsur P dapat menghambat proses respirasi, pembelahan sel dan pengembangan sel, dan laju fotosintesis (Wati, dkk, 2012).

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu
    Kegiatan praktikum Agrobiologi pada acara 3, yaitu tentang respirasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Maret 2012, di laboratorium fisiologi tumbuhan, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember. 

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Kecambah kedelai
2. Benih kedelai imbibisi
3. Larutan CaCI2 0,2 N
4. Larutan NaOH 0,2 N
5. Larutan HCl 0.05 N
6. Aquadest
7. Biuret

3.2.2 Alat
1. Indikator pp
2. Erlenmeyer 250 cc
3. Neraca
4. Kertas saring
5. Respirometer
6. Beaker glass
7. Botol semprot

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara kerja uji
1.    Memasukkan sedikit NaOH (1 atau 2 gram) ke dalam dasar respirometer dan memasukkan pula kassa logam ke dalam tabung objek. Menutup tabung objek dengan tabung pengumpul.
2. Memasukkan kecambah kacang panjang ke dalam tabung objek.
3. Mengisi alat suntik dengan sedikit air dengan menyedotnya.
4.  Menyuntik air satu tetes kecil ke ujung atas pipa ukur dan tabung pengumpul (sebaiknya menetesi air tersebut berada pada angka yang mudah terbaca).
5. Melihat perubahan tetes air (menurun) dalam pipa ukur. Mengetahui volume oksigen yang terpakai oleh kecambah dalam selang waktu tertentu.
6.  Menghitung volume oksigen yang terpakai dengan rumus:
          V = 3,14 x 0,75 x 0,75 x (perubahan posisi tetes air) mm3
          Catatan = diameter pipa ukur 1,5 mm.

3.3.2 Pengamatan
1.    Melakukan pengamatan setelah 24 jam.
2.    Mengambil NaOH dan respirometer.
3.    Memasukkan larutan tersebut ke dalam beaker glass dan menambahkan 2,5 cc CaCI2 (endapan putih yang terjadi pada CaCO3 yang menunjukkan adanya CO2.
4.    Menyaring larutan tersebut dengan kertas filter, mencuci endapan yang terjadi/melekat pada kertas dengan aquadest dan menampung sampai 300 cc kemudian menambahkan beberapa indikator pp sampai warna menjadi pink/merah.
5.    Mentitrasikan dengan HCl 0,05 N sampai warna merah hilang dan mencatat volume HCl yang digunakan. 

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan
VO2
VCO2
Kecambah kedelai
0,29 mm3/s
605 ml

Kedelai imbibisi
0,94 mm3/s
330 ml

4.2 Pembahasan
Mahluk hidup melakukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu juga pada tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan merupakan proses perubhan energi kimia menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Proses respirasi pada tumbuhan berada di mitokondria dan sitosol. Proses respirasi terjadi pada siang hari maupun malam. Respirasi terjadi pada bagian tubuh tumbuhan tingkat tinggi. Respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun. Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis dan sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun. Reaksi yang terjadi pada proses respirasi sebagai berikut :
C6H12O6 + 6 O2 ®6 CO2 + 6 H2O + energi
Respirasi merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya dikatalisis oleh enzim yang berbeda.
Pada proses respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan karena pada proses respirasi menghasilkan senyawa penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein, nukleotida untuk asam nukleat, dan karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin. Energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses respirasidapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Ada dua macam respirasi yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat dituliskan :
C6H12O6 + 6H2O –>>6H2O + 6CO2 + 675 kal
Respirasi anaerobik adalah reaksi yang tidak menggunakan oksigen dalam pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi. Reaksinya :
C6H12O6 Ragi => 2C2H5OH + 2CO2 + 21 Kal

Pada proses respirasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain cahaya, suhu, ketersediaan subsrat, ketersediaan O2. Cahaya dapat menimbulkan efek tambahan berupa panas, sedang panas itu sendiri akan mempercepat proses respirasi. Pengaruh suhu bagi proses respirasi tumbuhan yaitu laju reaksi respirasi akan meningkat pada setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing dari spesies. Tanaman juga membutuhkan substrat, dimana ketrersedianya substrat pada tanaman berpengaruh dalam proses respirasi. Tumbuhan yang kandungan substrat yang rendah maka proses respirasinya rendah pula. Demikian sebaliknya jika substrat yang tersedia cukup banyak maka proses respirasi akan meningkat. Ketersediaan oksigen juga akan mempengaruhi laju respirasi. Oksigen yang ada di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena oksigen yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk respirasi jauh lebih sedikit daripada oksigen yang tersedia di udara. Selain itu, tipe dan umur tumbuhan. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Pada proses respirasi juga menggunakan substrat, yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang ada dalam sel tumbuhan relatif banyak dan biasanya senyawa tersebut direspirasikan menjadi CO2 dan air.  Pada respirasi karbohidrat adalah substrat respirasi utama yang terjadi dalam sel tumbuhan tinggi. Beberapa jenis gula atau karbohidrat seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa, pati, asam organik, dan protein (yang digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Ada dua tahap respirasi yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Pada respirasi aerob, proses respirasinya membutuhkan udara terutama oksigen. Proses aerob dibagi menjadi 3 tahap, yaitu glikolisis, Siklus Kreb, Rantai Transport Elektron 
1) Glikolisis (Glukosa2 asam piruvat + 2 NADH 2 ATP)
Glikolisis berlangsung di luar mitokondria dan secara anaerob. Dalam proses ini terjadi perubahan 1 molekul glukosa (6 C) menjadi 2 asam piruvat (3 C). Dalam proses glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH.
2) Siklus kreb (
2 asam piruvat2 asetil KoA+2 CO2+2 NADH+2 ATP, 2 asetil KoA→ 4CO2 6NADH   +   FADH2)
Siklus kreb mengubah asam piruvat menjadi 2 asetil KoA, 2 CO2, 2 NADH, dan 2 ATP. 2 asetil KoA, 2 CO2, 2 NADH, dan 2 ATP dibah menjadi
4 CO2  +   6 NADH   +   FADH2)
3) Rantai Tansport Elektron
10 NADH +5O2→ 10 NAD++10 H2O+30 ATP
2 FADH2+O2
FADH+2 H2O+4 ATP
Pada proses aerob dihasilkan H2O dan terjadi konversi energi dengan rumus: 1 NADH : 3 ATP, dan 1 FADH : 2 ATP. Sehingga pada proses Glikolisis 2ATP, 2NADH (2 x 3) = 8 ATP. Proses Dekarboksilasi Oksidatif mengahsilkan 2NADH (2 x 3) = 6 ATP, pada proses Siklus Krebs menghasilkan 2FADH (2x2), 6NADH (6x3), 2ATP = 22 ATP, sehingga hasilnya 38 ATP
Pada respirasi anaerob salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima atom hidrogen ( H ), pada kondisi anaerobik ( tidak tersedia oksigen ), suatu sel dapat mengubah asam piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi (ATP). Oksidasi asam piruvat dalam sel otot menjadi CO2 dan asam laktat serta membebaskan energi ( ATP ). Bentuk reaksi anaeobyang terakhir disebut fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim-enzim yang terdapat di dalam sitoplasma sel.
Pada respirasi anaerob yaitu glikolisis, dimana 1 molekul glukosa ( C6 ) akan diuraikan menjadi asam piruvat, NADH dan 2 ATP. Pembentukan alkohol ( fermentasi alkohol ), atau pembentukan asam laktat (fermentasi asam laktat). 1)Fermentasi alkohol : Tahapan glikolisis sama dengan yang terjadi pada respirasi aerob. Setelah terbentuk asam piruvat ( hasil akhir glikolisis ), asam piruvat mengalami dekarboksilasi dan dikatalisis oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi etanol atau alkohol  dan terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+ serta membebaskan energi/kalor. Dapat ditulis reaksi yaitu:
         2CH3COCOOH ----------> 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal
          asam piruvat                               etanol/alkohol
Proses ini dikatakan sebagai "pemborosan" karena sebagian besar energi yang terkandung dalam molekul glukosa masih tersimpan di dalam alkohol.
2) Fermentasi asam laktat : terjadi pada sel-sel otot yang bekerja keras , energi yang tersedia tidaklah seimbang dengan pemanfaatan energi karena kadar oksigen yang tersedia tidak mencukupi untuk kegiatan respirasi aerob. Proses fermentasi asam laktat dimulai dari glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Karena tidak adanya oksigen maka asam piruvat akan mengalami degradasi molekul ( secara anaerob ) dan dikatalisis oleh enzim asam laktat dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi dan asam laktat. Dapat di tulis reaksi yaitu
         2CH3COCOOH ----------> 2CH3CHOHCOOH   + 47  kkal         
asam piruvat                           asam laktat
Pada praktikum ini, cara yang digunakan yaitu tabung pada respirometer dilepas dari tutupnya yang langsung menempel pada pipa. Respirometer berfungsi untuk mengukur oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Setelah itu memasukkan NaOH, setelah di masukkan NaOH kemudian masukkan 5 kecambah kedele. Fungsi dari NaOH itu sendiri yaitu nanti akan menghasilkan CaCO3 yang menandakan adanya CO2 yang dihembuskan oleh kecambah kedele yang berada pada respirometer. Setelah memasukkan bahan maka kita menutup tabung tersebut dengan penutupnya serta diolesi vaselin. Fungsi vaselin yaitu agar udara di dalam tabung tidak dapat keluar dan udara yang ada di luar tidak dapat masuk melalui celah antara mulut tabung dengan penutup dan berfungsi sebagai pelicin.
Kemudian mengambil tinta cina dengan menggunakan suntikan lalu menyuntikkan suntikan pada ujung pipa yang berlubang pada penutup respirometer. Menghitung turunnya tinta pada perhitungan dalam jangka waktu 5 menit, kemudian menghitung perpindahan tinta tersebut dari tempat semula sampai 5 menit akhir. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan respirometer yaitu jangan sampai dalam keadaan miring karena pada keadaan miring akan berpengaruh pada kecepatan naiknya tinta dan akan menyebabkan percobaan gagal.
Pada praktikum ini kelompok kami mengamati proses respirasi pada kecambah kedele. Alasan mengapa menggunakan kecambah yaitu kecambah merupakan suatu organisme yang masih belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah diamati dimana kecambah sebagai bahan percobaan mampu melakukan respirasi.
Dari hasil pengamatan antara kedele imbibisi kedelai dengan kecambah kedele diketahui bahwa volume oksigen dan karbondioksida dari masing-masing kedele berbeda. Volume oksigen pada kedele yang diimbibisi lebih besar daripada volume oksigen pada kecambah,hal ini terjadi karena pada proses kedele imbibisi, kedele di rendam air terlebih dahulu, sehingga pada kedele imbibisi mengalami penyerapan dan tidak adanya dormansi biji. Perendaman dilakukan agar dapat melunakkan benih sehingga dapat menaikkan proses respirasi dan memacu kegiatan sel dan enzim. Ketika kandungan air tercukupi maka keadaan sel mudah untuk di ditembus oleh oksigen. Ketersediaan sel memacu respirasi, karena pada proses respirasi memerlukan oksigen.
Tetapi pada fluktuasi normal, kandungan oksigen di udara tidak terlalu banyak mempengaruhi proses laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan respirasi jauh lebih rendah daripada oksigen yang ada di udara ( Sativa,2010).
Sedangkan pada kecambah kedelai volume oksigen lebih kecil karena pada kecambah kedele kandungan airnya kurang sehingga mengakibatkan potensi air pada biji rendah. Sehingga biji tidak dapat melakukan imbibisi dan dapat menghambat proses perkecambahannya.


BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1.Respirasi adalah proses perubahan karbohidrat dan oksigen menjadi karbondioksida dan uap air
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah cahaya, suhu, ketersediaan subsrat, ketersediaan O2.
3.Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa menjadi CO2 dan air. 
4. Substrat respirasi yaitu karbohidrat seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa, pati, asam organik, dan protein (yang digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
5.Tahap tahap respirasi secara umum yaitu glikolisis, daur krebs,dan yang terakhir sistem transport elektron.
6. Volume oksigen pada kedele yang diimbibisi lebih besar daripada volume oksigen pada kecambah, karena pada kecambah imibibisi di rendam air terlebih sehingga banyak mengandung oksigen dan mempercepat proses respirasi.

5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, kita harus berhati hati dalam melakukan percobaan dan harus teliti dalam proses melakukan percobaan dan hitungannya agar hasilnya sesuai dengan kenyataannya.


DAFTAR PUSTAKA

Afitin, R dan Sri, D. 2009. Pengaruh Dosis Kompos dengan Stimulator Trichoderma terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays l.) Varietas Pioner -11 pada Lahan Kering. BIOMA, 11 (2) : 69-75

Cambell, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Furqonita, D. 2007. Seri Ipa Biologi 2. Jogyakarta : Yudhistira

Julivert, M.A.  1999. Kehidupan Tumbuhan. Johor Bahru: Pelangi Library Sdn. Bhd.

Lasamadi, R.D, dkk. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum purpireum cv. Mott) yang Diberi Pupuk Organik Hasil Fermentasi EM4. Zootek, 32(5): 158-171

Nugroho, A, dkk. 2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional Ipa Terpadu. Jakarta: Grasindo.

Rahmawati, dkk. 2013. Nisbah Daun Batang, Nisabah Tajuk Akar, dan Kadar Serat Kasar Alfalfa (Medicago sativa) pada Pemupukan Nitrogen dan Tinggi Defoliasi Berbeda. Animal Agriculture, 2(1): 1-8

Umami, A, dkk. 2011. Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.var.Tiron) Dengan Perlakuan Gracilaria verrucosa Sebagai Penjerap Air pada Tanah Pasir. BIOMA, 13 (2) : 60-66

Wati, R, dkk. 2012. Kadar Protein Kasar dan Serat Kasar Eceng Gondok Sebagai Sumber Daya Pakan di Perairan yang Mendapat Limbah Kotoran Itik. Animal Agricultural, 1(1): 181-191.

1 comment: