Monday 22 April 2013

ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik.
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan/ direndam.Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifatdan kemampuan biokimiawinya.
Fungi, terutama yang berukuran kecil dan membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak setuju. Mikroorganisme erbeda dengan makroorganisme. Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian struktur multiseluler yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara itu, sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Dalam pelaksanaan isolasi mikrobia perlu dilakukan kegiatan sterilisasi alat-alat laboratorium terlebih dahulu. Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme.

1.2 Tujuan
1.    Untuk mengetahui cara isolasi bakteri dan jamur dalam tanah
2.    Untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dan jamur yang terdapat pada media

  
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang melakukan berbagai kegiatan yang menguntungkan bagi kehidupan makhluk-makhluk hidup lainnya atau dengan perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan hidup siklus kehidupan makhluk-makhluk alami. Secara alami mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran. Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan penngenceran bertingkat. Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan nikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapaty mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat mikroba lainnya (Puspitasari, dkk, 2012). Pemanfaatan mikroba tanah dapat diaplikasikan untuk menambahkan kualitas pada sektor ertanian. Biofertilezer merupakan inokulan berbahan aktif mikroba hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh optimal [1]. Mikroba yang dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer diantaranya adalah mikroba penambat hara, pengikat hara, dan pemantap agregrat (Saryono, dkk, 2012).
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Mutiara, T, dkk, 2006).
Isolasi bakteri dikarakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan pengamatan meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi. Berdasarkan hasil identifikasi secara mikrobiologis maupun fisiologis melalui uji biokimia ditemukan tujuh isolat bakteri yang termasuk kedalam bakteri patogen maupun non patogen (Rahmaningsih, dkk. 2012).
Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang dibuat atau dihasilkan oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Sifat ketergantungan terhadap organisme lain menyebabkan jamur digolongkan sebagai tumbuhan heterotrofik Djarijah dan Djarijah, 2001 (dalam Arif, dkk, 2012). Menurut Zabel dan Morrel 1992 (dalam Arif, dkk, 2012), sebagai tumbuhan heterotrofik, jamur membutuhkan sumber makanan sebagai substrat, sumber energi, aktivitas metabolisme, dan nutrisi. Energi dapat diperoleh dari oksidasi senyawa karbon, metabolisme untuk mensintesis senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hifa jamur, dan sumber nutrisi yang dibutuhkan seperti vitamin, CO2, dan nitrogen (Arif, dkk, 2007).
Pada proses isolasi dan identifikasi jamur serta proses produksi digunakan berbagai bahan kimia yang berderajat murni (pro-analisis) kecuali bila disebutkan lain. Spesifikasi bahan kimia yang digunakan dijelaskan pada setiap tahap isolasi dan analisis. Isolasi jamur menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar). Jamur lebih tahan terhadap pH suasana asam jika dibandingkan dengan bakteri atau aktinomisetes, sehingga dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhadap mikroba yang sedang diisolasi (Saryono, dkk, 2002)
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir et al., 2009).


BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
             Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April 2013 dimulai pada pukul  09.30-11.30 bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
3. Jarum Ose
4. Pipet
5. Vortex
6. Laminary air flow
7. Lampu Bunsen
8. Hand counter
9. Colony counter

3.2.2 Bahan
1. Sample tanah
2. Air steril
3. Medium PDA dan NA
4. Alkohol 95%

3.3 Cara Kerja
1.Menimbang 1 gr tanah dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi 100 ml air steril kemudian menggojok sampai terbentuk suspense yang homogen. Selanjjutnya, mendiamkan dan mengambil 1 ml bagian yang jernih dan memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air steril. Dilakukan sampai pengenceran 103.
2. Untuk mengisolasi jamur, pada pengenceran 103 (1 : 1000) diambil 100 µml dan menuangkan ke dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat 3 tetes. Selanjutnya medium PDA dengan suhu 45 – 50oC dituangkan ke dalam cawan petri tersebut.
3. Untuk mengisolasi bakteri pada pengenceran 103 (1 : 1000) mengambil 100 µml dan menuangkan ke dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat tiga teets. Selanjutnya medium NA dengan suhu 45 – 50o dituangkan ke dalam cawan petri tersebut.
4. Menggoyang-goyang cawan petri dengan harapan agar tercampur rata dan diinkubasikan pada suhu ruang selama 24 – 72 jam.
5. Akhirnya melakukan pengamatan dan penghitungan  jumlah koloni yang tumbuh dengan colony counter.


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
a. Pengamatan hari ke-1
Kel
Perlakuan
Mikrobia
Bentuk
Warna
Gram
Jumlah
Lonjong/bulat/spt anggur dll
Tunggal/kelom-pok
1
Tanah
Jamur
PDA1
Bulat
Tunggal
Hijau kuning
-
62
PDA 2
Bulat
Tunggal
Hijau
-
46
Bakteri
NA
Bulat
Tunggal, berkelompok
Putih
Kuning
-
219
2
Tanah + kompos + Tan. Pacar air
Jamur
PDA1
-
-
-
-
0
PDA 2
-
-
-
-
0
Bakteri
NA
Bulat
Tunggal
Kuning
Putih
Hijau
-
124
3
Tanah + Pupuk Kandang
Jamur
PDA1
-
-
-
-
0
PDA 2
-
-
-
-
0
Bakteri
NA
Bulat
Tunggal
Putih
-
767
4
Tanah + Pupuk Kandang +  Cocopeat
Jamur
PDA1
-
-
-
-
0
PDA 2
-
-
-
-
0
Bakteri
NA
Bulat
Kelompok
Putih
-
95

b. Pengamatan hari ke-2
Kel
Perlakuan
Mikrobia
Bentuk
Warna
Gram
Jumlah
Lonjong/bulat/spt anggur dll
Tunggal/kelom-pok
1
Tanah
Jamur
PDA1
Bulat
Tunggal
Hijau
Kuning
-
71
PDA 2
Bulat
Tunggal
Hijau
-
53
Bakteri
NA
Bulat
Tunggal, berkelompok
Putih
Kuning
-
534
2
Tanah + kompos + Tan. Pacar air
Jamur
PDA1
Bulat
Tunggal
Putih
-
117
PDA 2
Bulat
Tunggal
Putih
-
22
Bakteri
NA
Lonjong, Bulat
Tunggal
Putih
Kuning
Hijau
-
415
3
Tanah + Pupuk Kandang
Jamur
PDA1
-
-
-
-
0
PDA 2
Bulat
Tunggal
Putih
-
15
Bakteri
NA
Bulat
Tunggal
Putih
Hijau kebiruan
-
841
4
Tanah + Pupuk Kandang +  Cocopeat
Jamur
PDA1
-
-
-
-
0
PDA 2
Bulat
Kelompok
Putih
-
42
Bakteri
NA
Bulat
Kelompok
Putih
Keruh
Kuning
-
240

c. Pengamatan hari ke-3
Kel
Perlakuan
Mikrobia
Bentuk
Warna
Gram
Jumlah
Lonjong/bulat/spt anggur dll
Tunggal/kelom-pok
1
Tanah
Jamur
PDA1
Bulat
Tunggal
Hijau
Kuning
-
78
PDA 2
Bulat
Tunggal
Hijau
-
62
Bakteri
NA
Bulat
Tunggal, berkelompok
Putih
Kuning
Positif
Negatif
619
2
Tanah + kompos + Tan. Pacar air
Jamur
PDA1
Bulat
Tunggal
Putih
-
161
PDA 2
Bulat
Tunggal
Putih
-
58
Bakteri
NA
Bulat, lonjong
Tunggal
Putih
Kuning
Hijau
Negatif
Positif
Negatif
736
3
Tanah + Pupuk Kandang
Jamur
PDA1
-
-
-
-
-
PDA 2
Bulat
Tunggal
Putih
-
0
Bakteri
NA
Bulat
Tunggal
Putih
Hijau kebiruan
Negatif
936
4
Tanah + Pupuk Kandang +  Cocopeat
Jamur
PDA1
Bulat
Tunggal
Putih
-
1
PDA 2
Bulat
Kelompok
Putih kekuningan
-
95
Bakteri
NA
Bulat
Kelompok
Putih
Keruh
Kuning
Positif
Negatif
Positif
297

4.2 Pembahasan
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan organisme tersebut dari lingkungannya atau habitatnya dan menumbuhkan sebagai biakan murni dalam medium buatan. Mengisolasi mikrobia adalah memisahkan mikrobia dengan lingkungan atau substratnya dan menumbuhkan kembali pada medium buatan. Untuk penanaman mikrobia yang harus diperhatikan adalah faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen, karena ada mikrobia yang membutuhkan oksigen (aerob) dan ada mikrobia yang tidak butuh oksigen( anaerob).  Sedangkan isolasi bakteri ada 2 macam, yaitu dengan cara goresan dan cara taburan.
Tanah yang digunakan adalah tanah (tanah tanpa campuran), tanah (tanah dengan kompos), tanah (tanah dengan pupuk kandang), dan tanah ( tanah dengan pupuk kandang dan cocopeat). Setelah media tanam telah disediakan selanjutnya diencerkan dengan menggunakan air. Isolasi dengan cara pengenceran yaitu dengan prinsip melarutkan atau melepaskan bakteri dan jamur dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Pada praktikum ini pengenceran yang digunakan adalah dengan cara pengenceran bertingkat dengan tujuan memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba (bakteri dan jamur) yang tersuspensi didalamnya. Selanjutnya, dilakukan penanaman biakan murni bakteri dan jamur dengan penanaman streak plate (zigzag). Bakteri dan jamur ditanam ke dalam cawan petri yang didalamnya telah diisi dengan media agar. Penanaman dilakukan didalam ruang steril (laminary air flow) agar media tidak terkontaminasi, penanaman pada media agar bertujuan supaya bakteri dan jamur yang tumbuh dipermukaan agar dapat memperoleh oksigen secara cukup, pertumbuhan koloni dapat menumpuk.
Dari hasil pada tabel di atas diketahui bahwa koloni bakteri yang paling banyak terdapat pada media tanam campuran tanah dan pupuk kandang. Media tanam yang mempunyai koloni jamur paling banyak adalah pada media tanam tanah dan pupuk kandang dan yang paling sedikit adalah pada media tanam tanah, pupuk kandang, dan cocopeat.          
Pada setiap media tanam yang ditunjukkan pada hasil tersebut diketahui semua media tanam terdapat bakteri dan jamur, hal tersebut dikarenakan tanah yang digunakan adalah tanah top soil, telah diketahui bahwa tanah top soil merupakan lapisan tanah yang paling banyak mengandung unsur hara dan diantaranya pula pasti banyak mikrorganisme yang tinggal dilapisan tanah top soil. Kemudian pada Pada bahan pupuk kandang lebih banyak mengandung bahan organik yang lebih banyak daripada media lainnya (Saputra, 2012). Adanya bakteri dan jamur akibat dari sisa-sisa dari tempat tanah tersebut diambil, karena tanah dapat saja menjadi tempat bertumpuknya kotoran atau pathogen lain yang membawa bakteri dan jamur (Wijaya, 2012).
Di dalam suatu koloni bakteri dan jamur, tidak semua sel mampu bertahan hidup terus. Sehingga jika jumlah koloni bertambah atau justru mengalami penurunan, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri, disamping itu kondisi lingkungan juga dapat membuat bakteri dan mikroorganisme lain tidak dapat bertahan hidup
Medium pertumbuhan mikrobia adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient yang diperlukan mikrobia untuk pertumbuhannya. Untuk memberikan kondisi hidup yang cocok bagi pertumbuhan bakteri maka media harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan serta  tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, dan harus berada dalam kondisi yang steril sebelum digunakan. Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium nonsintetik/semi almiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat.Medium ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Medium PDA menurut konsistensinya termasuk medium padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk non sintetik/semi alamiah. Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur (fungi).
Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap komposisi harus setimbang jumlahnya. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air,karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.Proses pembuatan PDA membutuhkan waktu yang tidak singkat maka PDA perlu dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya apabila akan digunakan. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Hal inilah yang menyebabkan praktikum pembuatan PDA yang pertama menjadi gagal.
Bakteri adalah kelompok besar Prokariota, selain Archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakanuniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organ - organ lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel bakteri memiliki sel lebih kompleks, yang disebut eukariota. Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teikoat. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar dari lipopolisakarida: terdiri dari membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis dan terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasma). Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dankonjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsula atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan struktur biofilm. Bakteri juga memiliki kromosomribosom, dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makananvakuola gas, dan magnetosom.
            Untuk menentukan gram suatu bakteri dapat dilakukan uji KOH, jika suspensi ( campuran bakteri dengan KOH ) menjadi berlendir maka dinyatakan sebagai gram negatif,  jika tidak tampak seperti lendir maka dinyatakan sebagai gram positif. Secara teoretis gram positif  memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis sedangkan gram negatif berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang berada di ruang periplasma. KOH akan menyerang lemak (bilayer lipid) ini dan membuat sel gram negatif pecah. Pecahnya sel melepaskan materi genetik (DNA) yang merupakan substansi melimpah di dalam sel bakteri. Molekul DNA sangat panjang bersifat sticky strings(menyerupai lendir, getah atau dapat berarti lengket) yang memberikan hasil seperti lendir saat diangkat dengan jarum inokulum. Efektivitas dari KOH telah banyak diuji dan secara umum dapat dikatakan reprodusibel. Pada suatu studi menggunakan 400 isolat bakteri, dilakukan penentuan sifat gram dengan KOH menghasilkan 60% gram negatif dan 40% gram positif. Namun setelah dikonfirmasi dengan pewarnaan gram didapatkan 81% gram negatif, 11% gram positif dan 8% gram variabel. Hampir semua isolat gram negatif dapat diputuskan gram negatif dengan metode KOH dan korelasi antara gram positif dengan pewarnaan gram dan gram negatif KOH adalah kurang dari 88%.Semua gram variabel dalam penelitian ini ditentukan sebagai gram negatif dengan KOH.Hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa metode KOH umumnya menghasilkan hasil yang sama dengan metode pewarnaan gram tapi metode KOH tidak dapat menentukan sifat gram variabel. Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahawa penentuan sifat gram dengan KOH 3% (disebut KOH string test) memiliki hasil yang sama dengan pewarnaan gram
Tanah merupakan habitat dari mahluk hidup baik yang berada diatas tanah maupun di dalam tanah. Didalam tanah bakteri dan fungi memegang peran penting dalam merombak bahan organik atau sersah-sersah daun. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa bakteri pada tanaman terong paling sedikit dan bakteri pada tanaman jagung yang paling banyak. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman jagung memiliki simbiosis paling banyak dengan bakteri dibandingkan jenis tanamanan lainnya.
Biomasa fungi dan bakteri sangat penting bagi tanah. Karena dapat menyimpan nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan di bagian atas tanah. Tanpa organisme ini, kandungan nutrisi akan larut dalam air tanah dan tidak di simpan untuk kebutuhan tumbuhan. Tanah yang hanya mengandung fungi akan bersifat asam sebagai hasil metabolisme fungi. Aktivitas bakteri biasanya mencapai puncak pada musim semi dan penghujan. Pada musim kemarau aktivitasnya sangat menurun.
            Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan. Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 µm. Para ahli menggolongkan struktur bakteri menjadi dinding luar, sitoplasma, dan bahan inti. Bakteri memiliki flagel atau bulu cambuk, pili atau fimbriae, kapsula atau lapisan lendir, dinding sel dimana ada yang struktur dinding sel bakteri Gram Negatif yaitu merupakan struktur yang berlapis, sedangkan bakteri Gram Positif mempunyai satu lapis yang tebal. Dalam sel baktri terdapat membran sitoplasma, protoplasma, inti, organel-organel lain yang memiliki peran masing-masing. Bila bakteri tumbuh di dalam medium yang tidak cair, maka terjadilah suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda untuk setiap spesies, dan bentuk itu merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu. Pengamatan bakteri dapat kita lakukan secara individual, satu persatu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni, dan sifat-sifatnya dapat kita ketahui melalui koloni yang tumbuh di medium permukaannya (Puspita, 2008).
Pertumbuhan jamur dapat terjadi didalam tanah yang mempunyai pH masam, tetapi ada juga yang dapat tumbuh didalam tanah dengan pH betral atau tanah yang bersifat alkalis. Pemberian pupuk anorganik dengan campuran pupuk organik juga dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur tetapi dengan kelembapan tertentu.


BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi  (zat-zat makanan) yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Penanaman dan isolasi bakteri dan jamur pada media dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Merapatkan goresan pada saat memulai penggoresan bertujuan agar dapat menghasilkan koloni bakteri yang tidak menumpuk. Pemberian KOH dilakukan untuk menentukan morfologi dan sifat dari bakteri yang di ambil dari koloni bakteri.

5.2 Saran
            Praktikan harus memperhatikan metode yang diberikan oleh asisten dosen dengan baik agar mendapatkan data yang valid. Sebaiknya praktikan harus memperahtikan kesterilan media agar tidak terjadi kontaminasi.


DAFTAR PUSTAKA
                     
Arif, A, dkk. 2007. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu dari Hutan Pendidikan dan Latihan Taboo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Perrenial, 3(2): 49-54.

Fathir, dkk. 2009. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:  Erlangga.

Mutiara, T, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erangga.

Puspita,H.E.2008.MorfologiBakteri.http://one.indoskripsi.com//mikrobiologi/morfolgi-bakteri. Diakses 15 November 2010

Puspitasari, F.D. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob Proteolitik dari Tangki Septik. Sains dan Seni ITS, 1(1): 1-4.

Rahmaningsih, S, dkk. 2012.. Bakteri Patogen dari Perairan Pantai dan Kawasan Tambak di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Ekologia, 12(1):1-5.

Saputra, B.G. 2012. Isolasi Jamur dan Bakteri dalam Tanah. http://bayu-jaellani.blogspot.com/2013/03/isolasi-jamur-dan-bakteri-dari-dalam.html. (Diakses 1 Maret 2012).

Saryonk, dkk. 202. Isolasi dan Karakteristik Jamur Penghasil Inulinase yang Tumbuh pada Umbi Dahlia. Natural Indonesia, 4(2): 171-177.

Wijaya, M.A. 2012. Laporan Isolasi Bakteri dan Jamur dalam Tanah. http://mohammad-ardli.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-tmt-hpt.html. (Diakses  8 Mei 2012)

3 comments: