BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme atau
mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun
bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih
terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat
mata telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota,
protista dan alga renik.
Bakteri tersebar sangat
luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/
benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka
dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut.
Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misatnya daging maka zat
tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang hanya terdapat
dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan/
direndam.Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka
cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium
mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang
terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifatdan kemampuan
biokimiawinya.
Fungi, terutama yang
berukuran kecil dan membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya
meskipun banyak yang tidak setuju. Mikroorganisme erbeda dengan makroorganisme.
Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian struktur
multiseluler yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara itu,
sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri,
dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa
bantuan sel lain. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam
dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian
dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,
misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang
hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan
atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur
murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya
berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan
untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang
(pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate)
serta micromanipulator.
Prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni
sel yang tetap pada tempatnya. Dalam pelaksanaan isolasi mikrobia perlu
dilakukan kegiatan sterilisasi alat-alat laboratorium terlebih dahulu. Sterilisasi
adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses
yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua
bentuk kehidupan terutama mikroorganisme.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui cara isolasi bakteri dan jamur dalam tanah
2. Untuk
mengetahui jumlah koloni bakteri dan jamur yang terdapat pada media
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam tanah hidup
berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang melakukan berbagai kegiatan yang
menguntungkan bagi kehidupan makhluk-makhluk hidup lainnya atau dengan
perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan hidup siklus
kehidupan makhluk-makhluk alami. Secara alami mikroba di alam ditemukan dalam
populasi campuran. Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang
diawali dengan penngenceran bertingkat. Proses isolasi mikroba adalah
memisahkan mikroba satu dengan nikroba lain yang berasal dari campuran berbagai
mikroba untuk dapaty mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat mikroba
lainnya (Puspitasari, dkk, 2012). Pemanfaatan mikroba tanah dapat diaplikasikan
untuk menambahkan kualitas pada sektor ertanian. Biofertilezer merupakan
inokulan berbahan aktif mikroba hidup yang berfungsi untuk menambah hara
tertentu atau memfasilitasi tersedianya unsur hara bagi tanaman sehingga
tanaman bisa tumbuh optimal [1]. Mikroba yang dapat dimanfaatkan sebagai
biofertilizer diantaranya adalah mikroba penambat hara, pengikat hara, dan
pemantap agregrat (Saryono, dkk, 2012).
Isolasi adalah cara
untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang
sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi
dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan
gores. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari
satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan
murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau
penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada
hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Mutiara, T, dkk,
2006).
Isolasi bakteri
dikarakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan pengamatan
meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk
pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar
tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni
bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan
warna, diameter koloni dan konfigurasi. Berdasarkan hasil identifikasi secara mikrobiologis
maupun fisiologis melalui uji biokimia ditemukan tujuh isolat bakteri yang
termasuk kedalam bakteri patogen maupun non patogen (Rahmaningsih, dkk. 2012).
Jamur merupakan
organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan
sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh
karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang dibuat atau
dihasilkan oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Sifat ketergantungan
terhadap organisme lain menyebabkan jamur digolongkan sebagai tumbuhan
heterotrofik Djarijah dan Djarijah, 2001 (dalam Arif, dkk, 2012). Menurut Zabel
dan Morrel 1992 (dalam Arif, dkk, 2012), sebagai tumbuhan heterotrofik, jamur
membutuhkan sumber makanan sebagai substrat, sumber energi, aktivitas
metabolisme, dan nutrisi. Energi dapat diperoleh dari oksidasi senyawa karbon,
metabolisme untuk mensintesis senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan hifa jamur, dan sumber nutrisi yang dibutuhkan seperti vitamin,
CO2, dan nitrogen (Arif, dkk, 2007).
Pada proses isolasi dan identifikasi
jamur serta proses produksi digunakan berbagai bahan kimia yang berderajat
murni (pro-analisis) kecuali bila disebutkan lain. Spesifikasi bahan kimia yang
digunakan dijelaskan pada setiap tahap isolasi dan analisis. Isolasi jamur
menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar). Jamur lebih tahan terhadap pH
suasana asam jika dibandingkan dengan bakteri atau aktinomisetes, sehingga
dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhadap mikroba yang sedang
diisolasi (Saryono, dkk, 2002)
Media berfungsi untuk
menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi
pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah
satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan
cara disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir et al.,
2009).
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April 2013 dimulai pada pukul 09.30-11.30 bertempat di Laboratorium Hama
dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.
Tabung reaksi
2.
Cawan petri
3.
Jarum Ose
4.
Pipet
5.
Vortex
6.
Laminary air flow
7.
Lampu Bunsen
8.
Hand counter
9.
Colony counter
3.2.2 Bahan
1.
Sample tanah
2.
Air steril
3.
Medium PDA dan NA
4.
Alkohol 95%
3.3 Cara Kerja
1.Menimbang 1 gr tanah dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer
berisi 100 ml air steril kemudian menggojok sampai terbentuk suspense yang
homogen. Selanjjutnya, mendiamkan dan mengambil 1 ml bagian yang jernih dan
memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air steril. Dilakukan sampai
pengenceran 103.
2.
Untuk mengisolasi jamur, pada pengenceran 103 (1 : 1000) diambil 100
µml dan menuangkan ke dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat 3
tetes. Selanjutnya medium PDA dengan suhu 45 – 50oC dituangkan ke
dalam cawan petri tersebut.
3.
Untuk mengisolasi bakteri pada pengenceran 103 (1 : 1000) mengambil
100 µml dan menuangkan ke dalam cawan petri steril yang telah berisi asam
asetat tiga teets. Selanjutnya medium NA dengan suhu 45 – 50o
dituangkan ke dalam cawan petri tersebut.
4.
Menggoyang-goyang cawan petri dengan harapan agar tercampur rata dan
diinkubasikan pada suhu ruang selama 24 – 72 jam.
5.
Akhirnya melakukan pengamatan dan penghitungan
jumlah koloni yang tumbuh dengan colony
counter.
BAB 4.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
a.
Pengamatan hari ke-1
Kel
|
Perlakuan
|
Mikrobia
|
Bentuk
|
Warna
|
Gram
|
Jumlah
|
||
Lonjong/bulat/spt anggur dll
|
Tunggal/kelom-pok
|
|||||||
1
|
Tanah
|
Jamur
|
PDA1
|
Bulat
|
Tunggal
|
Hijau kuning
|
-
|
62
|
PDA 2
|
Bulat
|
Tunggal
|
Hijau
|
-
|
46
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Tunggal, berkelompok
|
Putih
Kuning
|
-
|
219
|
||
2
|
Tanah + kompos + Tan. Pacar air
|
PDA1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
|
PDA 2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Tunggal
|
Kuning
Putih
Hijau
|
-
|
124
|
||
3
|
Tanah + Pupuk Kandang
|
Jamur
|
PDA1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
PDA 2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
|
-
|
767
|
||
4
|
Tanah + Pupuk Kandang + Cocopeat
|
Jamur
|
PDA1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
PDA 2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Kelompok
|
Putih
|
-
|
95
|
b.
Pengamatan hari ke-2
Kel
|
Perlakuan
|
Mikrobia
|
Bentuk
|
Warna
|
Gram
|
Jumlah
|
||
Lonjong/bulat/spt anggur dll
|
Tunggal/kelom-pok
|
|||||||
1
|
Tanah
|
Jamur
|
PDA1
|
Bulat
|
Tunggal
|
Hijau
Kuning
|
-
|
71
|
PDA 2
|
Bulat
|
Tunggal
|
Hijau
|
-
|
53
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Tunggal, berkelompok
|
Putih
Kuning
|
-
|
534
|
||
2
|
Tanah + kompos + Tan. Pacar air
|
Jamur
|
PDA1
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
|
-
|
117
|
PDA 2
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
|
-
|
22
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Lonjong, Bulat
|
Tunggal
|
Putih
Kuning
Hijau
|
-
|
415
|
||
3
|
Tanah + Pupuk Kandang
|
Jamur
|
PDA1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
PDA 2
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
|
-
|
15
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
Hijau kebiruan
|
-
|
841
|
||
4
|
Tanah + Pupuk Kandang + Cocopeat
|
Jamur
|
PDA1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
PDA 2
|
Bulat
|
Kelompok
|
Putih
|
-
|
42
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Kelompok
|
Putih
Keruh
Kuning
|
-
|
240
|
c.
Pengamatan hari ke-3
Kel
|
Perlakuan
|
Mikrobia
|
Bentuk
|
Warna
|
Gram
|
Jumlah
|
||
Lonjong/bulat/spt anggur dll
|
Tunggal/kelom-pok
|
|||||||
1
|
Tanah
|
Jamur
|
PDA1
|
Bulat
|
Tunggal
|
Hijau
Kuning
|
-
|
78
|
PDA 2
|
Bulat
|
Tunggal
|
Hijau
|
-
|
62
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Tunggal, berkelompok
|
Putih
Kuning
|
Positif
Negatif
|
619
|
||
2
|
Tanah + kompos + Tan. Pacar air
|
Jamur
|
PDA1
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
|
-
|
161
|
PDA 2
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
|
-
|
58
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat, lonjong
|
Tunggal
|
Putih
Kuning
Hijau
|
Negatif
Positif
Negatif
|
736
|
||
3
|
Tanah + Pupuk Kandang
|
Jamur
|
PDA1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
PDA 2
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
|
-
|
0
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
Hijau kebiruan
|
Negatif
|
936
|
||
4
|
Tanah + Pupuk Kandang + Cocopeat
|
Jamur
|
PDA1
|
Bulat
|
Tunggal
|
Putih
|
-
|
1
|
PDA 2
|
Bulat
|
Kelompok
|
Putih kekuningan
|
-
|
95
|
|||
Bakteri
|
NA
|
Bulat
|
Kelompok
|
Putih
Keruh
Kuning
|
Positif
Negatif
Positif
|
297
|
4.2
Pembahasan
Isolasi adalah suatu
cara untuk memisahkan organisme tersebut dari lingkungannya atau habitatnya dan
menumbuhkan sebagai biakan murni dalam medium buatan. Mengisolasi mikrobia
adalah memisahkan mikrobia dengan lingkungan atau substratnya dan menumbuhkan kembali
pada medium buatan. Untuk penanaman mikrobia yang harus diperhatikan adalah
faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen, karena ada mikrobia yang
membutuhkan oksigen (aerob) dan ada mikrobia yang tidak butuh oksigen(
anaerob). Sedangkan isolasi bakteri ada 2 macam, yaitu dengan cara
goresan dan cara taburan.
Tanah yang digunakan
adalah tanah (tanah tanpa campuran), tanah (tanah dengan kompos), tanah (tanah
dengan pupuk kandang), dan tanah ( tanah dengan pupuk kandang dan cocopeat).
Setelah media tanam telah disediakan selanjutnya diencerkan dengan menggunakan
air. Isolasi dengan cara pengenceran yaitu dengan prinsip melarutkan atau
melepaskan bakteri dan jamur dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah
penanganannya. Pada praktikum ini pengenceran yang digunakan adalah dengan cara
pengenceran bertingkat dengan tujuan memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba
(bakteri dan jamur) yang tersuspensi didalamnya. Selanjutnya, dilakukan
penanaman biakan murni bakteri dan jamur dengan penanaman streak plate
(zigzag). Bakteri dan jamur ditanam ke dalam cawan petri yang didalamnya telah
diisi dengan media agar. Penanaman dilakukan didalam ruang steril (laminary air
flow) agar media tidak terkontaminasi, penanaman pada media agar bertujuan
supaya bakteri dan jamur yang tumbuh dipermukaan agar dapat memperoleh oksigen
secara cukup, pertumbuhan koloni dapat menumpuk.
Dari hasil pada tabel
di atas diketahui bahwa koloni bakteri yang paling banyak terdapat pada media
tanam campuran tanah dan pupuk kandang. Media tanam yang mempunyai koloni jamur
paling banyak adalah pada media tanam tanah dan pupuk kandang dan yang paling
sedikit adalah pada media tanam tanah, pupuk kandang, dan cocopeat.
Pada setiap media tanam
yang ditunjukkan pada hasil tersebut diketahui semua media tanam terdapat
bakteri dan jamur, hal tersebut dikarenakan tanah yang digunakan adalah tanah
top soil, telah diketahui bahwa tanah top soil merupakan lapisan tanah yang
paling banyak mengandung unsur hara dan diantaranya pula pasti banyak mikrorganisme
yang tinggal dilapisan tanah top soil. Kemudian pada Pada bahan pupuk kandang
lebih banyak mengandung bahan organik yang lebih banyak daripada media lainnya
(Saputra, 2012). Adanya bakteri dan jamur akibat dari sisa-sisa dari tempat
tanah tersebut diambil, karena tanah dapat saja menjadi tempat bertumpuknya
kotoran atau pathogen lain yang membawa bakteri dan jamur (Wijaya, 2012).
Di dalam suatu koloni
bakteri dan jamur, tidak semua sel mampu bertahan hidup terus. Sehingga jika
jumlah koloni bertambah atau justru mengalami penurunan, hal tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi lingkungan yang mendukung dapat
memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri,
disamping itu kondisi lingkungan juga dapat membuat bakteri dan mikroorganisme
lain tidak dapat bertahan hidup
Medium pertumbuhan
mikrobia adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient yang diperlukan
mikrobia untuk pertumbuhannya. Untuk memberikan kondisi hidup yang cocok
bagi pertumbuhan bakteri maka media harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
serta tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba, dan harus berada dalam kondisi yang steril sebelum
digunakan. Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium
nonsintetik/semi almiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat.Medium
ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Medium PDA menurut konsistensinya
termasuk medium padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk non
sintetik/semi alamiah. Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan
jamur (fungi).
Komposisi media bahan
sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri demi mengoptimalkan
pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap komposisi harus setimbang jumlahnya.
Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang
meliputi air,karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.Proses pembuatan PDA
membutuhkan waktu yang tidak singkat maka PDA perlu dipersiapkan jauh-jauh hari
sebelumnya apabila akan digunakan. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu
media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain : harus mengandung
semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan
osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang
akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Hal inilah yang menyebabkan praktikum
pembuatan PDA yang pertama menjadi gagal.
Bakteri adalah
kelompok besar Prokariota,
selain Archaea,
yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.
Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakanuniselular (bersel tunggal),
dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti
sel, kerangka sel, dan organ -
organ lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Struktur sel bakteri memiliki sel lebih kompleks, yang disebut eukariota.
Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya,
semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri
yang paling penting adalah dinding sel.
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif
dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel. Bakteri Gram
positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan yang
tebal dan asam teikoat.
Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar dari lipopolisakarida:
terdiri dari membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis dan terletak pada
periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasma). Banyak bakteri memiliki
struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang
digunakan untuk bergerak, melekat dankonjugasi.
Beberapa bakteri juga memiliki kapsula atau lapisan lendir yang membantu
pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan struktur biofilm.
Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom,
dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas,
dan magnetosom.
Untuk menentukan gram suatu bakteri
dapat dilakukan uji KOH, jika suspensi ( campuran bakteri dengan KOH ) menjadi
berlendir maka dinyatakan sebagai gram negatif, jika tidak tampak seperti
lendir maka dinyatakan sebagai gram positif. Secara teoretis gram positif
memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis sedangkan gram
negatif berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang berada di ruang
periplasma. KOH akan menyerang lemak (bilayer lipid) ini dan membuat sel gram
negatif pecah. Pecahnya sel melepaskan materi genetik (DNA) yang merupakan
substansi melimpah di dalam sel bakteri. Molekul DNA sangat panjang
bersifat sticky strings(menyerupai lendir, getah atau dapat berarti
lengket) yang memberikan hasil seperti lendir saat diangkat dengan jarum
inokulum. Efektivitas dari KOH telah banyak diuji dan secara umum dapat
dikatakan reprodusibel. Pada suatu studi menggunakan 400 isolat bakteri,
dilakukan penentuan sifat gram dengan KOH menghasilkan 60% gram negatif dan 40%
gram positif. Namun setelah dikonfirmasi dengan pewarnaan gram didapatkan 81%
gram negatif, 11% gram positif dan 8% gram variabel. Hampir semua isolat gram
negatif dapat diputuskan gram negatif dengan metode KOH dan korelasi antara
gram positif dengan pewarnaan gram dan gram negatif KOH adalah kurang dari
88%.Semua gram variabel dalam penelitian ini ditentukan sebagai gram negatif
dengan KOH.Hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa metode KOH umumnya
menghasilkan hasil yang sama dengan metode pewarnaan gram tapi metode KOH tidak
dapat menentukan sifat gram variabel. Dari uraian diatas dapat dinyatakan
bahawa penentuan sifat gram dengan KOH 3% (disebut KOH string test) memiliki
hasil yang sama dengan pewarnaan gram
Tanah merupakan habitat
dari mahluk hidup baik yang berada diatas tanah maupun di dalam tanah. Didalam
tanah bakteri dan fungi memegang peran penting dalam merombak bahan organik
atau sersah-sersah daun. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa bakteri
pada tanaman terong paling sedikit dan bakteri pada tanaman jagung yang paling
banyak. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman jagung memiliki simbiosis paling
banyak dengan bakteri dibandingkan jenis tanamanan lainnya.
Biomasa fungi dan
bakteri sangat penting bagi tanah. Karena dapat menyimpan nutrisi yang
dibutuhkan tumbuhan di bagian atas tanah. Tanpa organisme ini, kandungan
nutrisi akan larut dalam air tanah dan tidak di simpan untuk kebutuhan
tumbuhan. Tanah yang hanya mengandung fungi akan bersifat asam sebagai hasil
metabolisme fungi. Aktivitas bakteri biasanya mencapai puncak pada musim semi
dan penghujan. Pada musim kemarau aktivitasnya sangat menurun.
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%.
Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme
terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan. Jika keadaan
lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat
kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies
dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora
tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh
penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu
endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali,
endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di
tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
Bakteri merupakan
mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas Schizomycetes, berkembang biak
secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali
beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup
bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai 10 km diatas
bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat,
batang, dan lengkung. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 µm. Para ahli
menggolongkan struktur bakteri menjadi dinding luar, sitoplasma, dan bahan
inti. Bakteri memiliki flagel atau bulu cambuk, pili atau fimbriae, kapsula
atau lapisan lendir, dinding sel dimana ada yang struktur dinding sel bakteri
Gram Negatif yaitu merupakan struktur yang berlapis, sedangkan bakteri Gram
Positif mempunyai satu lapis yang tebal. Dalam sel baktri terdapat membran
sitoplasma, protoplasma, inti, organel-organel lain yang memiliki peran
masing-masing. Bila bakteri tumbuh di dalam medium yang tidak cair, maka
terjadilah suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda
untuk setiap spesies, dan bentuk itu merupakan ciri khas bagi suatu spesies
tertentu. Pengamatan bakteri dapat kita lakukan secara individual, satu
persatu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni, dan sifat-sifatnya dapat kita
ketahui melalui koloni yang tumbuh di medium permukaannya (Puspita, 2008).
Pertumbuhan jamur dapat
terjadi didalam tanah yang mempunyai pH masam, tetapi ada juga yang dapat
tumbuh didalam tanah dengan pH betral atau tanah yang bersifat alkalis. Pemberian
pupuk anorganik dengan campuran pupuk organik juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan jamur tetapi dengan kelembapan tertentu.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Media adalah suatu
bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi (zat-zat makanan) yang
digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Penanaman dan isolasi bakteri dan jamur
pada media dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam
mempelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Merapatkan
goresan pada saat memulai penggoresan bertujuan agar dapat menghasilkan koloni
bakteri yang tidak menumpuk. Pemberian KOH dilakukan untuk menentukan
morfologi dan sifat dari bakteri yang di ambil dari koloni bakteri.
5.2 Saran
Praktikan
harus memperhatikan metode yang diberikan oleh asisten dosen dengan baik agar
mendapatkan data yang valid. Sebaiknya praktikan harus memperahtikan kesterilan
media agar tidak terjadi kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arif,
A, dkk. 2007. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu dari Hutan Pendidikan dan
Latihan Taboo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Perrenial, 3(2): 49-54.
Fathir,
dkk. 2009. Mikrobiologi Dasar.
Jakarta: Erlangga.
Mutiara,
T, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta: Erangga.
Puspita,H.E.2008.MorfologiBakteri.http://one.indoskripsi.com//mikrobiologi/morfolgi-bakteri. Diakses 15 November 2010
Puspitasari, F.D. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob
Proteolitik dari Tangki Septik. Sains dan
Seni ITS, 1(1): 1-4.
Rahmaningsih,
S, dkk. 2012.. Bakteri Patogen dari Perairan Pantai dan Kawasan Tambak di
Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Ekologia,
12(1):1-5.
Saputra,
B.G. 2012. Isolasi Jamur dan Bakteri dalam Tanah. http://bayu-jaellani.blogspot.com/2013/03/isolasi-jamur-dan-bakteri-dari-dalam.html. (Diakses 1
Maret 2012).
Saryonk,
dkk. 202. Isolasi dan Karakteristik Jamur Penghasil Inulinase yang Tumbuh pada
Umbi Dahlia. Natural Indonesia, 4(2):
171-177.
Wijaya,
M.A. 2012. Laporan Isolasi Bakteri dan Jamur dalam Tanah. http://mohammad-ardli.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-tmt-hpt.html. (Diakses 8 Mei 2012)
thanks a lt
ReplyDeleteitu di atas teknik apa sih
ReplyDeletemakasih bro sangat manfaat.. mampir bro
ReplyDelete