BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hubungan
antara cahaya matahari dengan tanaman sangatlah dekat karena cahaya matahari dan tanaman ada kaitannya dalam
proses fotosintesis. Matahari merupakan sumber energi
terbesar di alam semesta. Energi matahari diradiasikan (memancarkan cahayanya)
kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi
matahari yang dipancarkan ke bumi dalam
bentuk energi radiasi. Dikatakan radiasi karenak aliran energy yang berada pada matahari
menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi
matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk seperti gelombang elektromagentik yang menjalar
dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan
biasanya panjang gelombang tersebut dinyatakan dalam micron. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari
berfungsi sebagai penerang, sedangkan bagi tumbuhan dan organism yang berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku untuk melakukan proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan
untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk karbohidrat. Pengaruh unsur cahaya menjadi
perhatian yang serius karena cahaya juga merupakan salah satu factor dalam fotosintesis. Proses
fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari
bumi.
Fotosintesis
merupakan proses pembuatan makanan
yang terjadi pada tumbuhan hijau (yang berkklorofil)
dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim.
Proses fotoseintesis ialah proses dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Tumbuhan
menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil berada pada organel yang disebut dengan kloroplas.
Klorofil tersebut akan menyerap cahaya
yang akan digunakan dalam fotosintesis. Di dalam daun
terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Sel mesofil ada dua, yaitu
mesofil palisade dan mesofil sponge. Kemudian cahaya
akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju
mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Pigmen-pigmen tanaman biasanya
dijumpai dalam plastida serta dalam vakuola. Tipe-tipe plastida ialah kloroplas, kromoplas, dan
leukoplas. Kloroplas memiliki warna hijau sebagai akibat adanya pigmen klorofil yang lebih
banyak. Kromoplas memiliki warna kuning, jingga, atau merah karena pigmen karotenoid.
Leukoplas adalah plastida yang tidak berpigmen dan biasanya terdapat pada jaringan yang
tidak terkena cahaya. Warna hijau ditimbulkan oleh klorofil yang terdapat di
dalam kloroplas. Dalam kloroplas juga dijumpai karotenoid yaitu pigmen kuning
sampai merah, tetapi ditutupi oleh klorofil. Karotenoid akan tampak jika hanya
terdapat sedikit atau tidak ada klorofil sama sekali.
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengaruh kehadira cahaya dalam proses fotosintesis
2.
Untuk melihat macam
pigmen yang terdapat di dalam daun serta mempelajari sifat-saifatnya.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis adalah proses pembentukan
karbohidrat dan oksigen dengan bantuan cahaya matahri. Proses fotosintesis
terjadi pada pigmen fotosintesis. Tanpa pigmen tersebut, tanaman tidak mampu
melakukan fotosintesis (Ferdinand dan Moekti, 2007). Fotosintesis dipengaruhi
oleh cahaya matahari, tahap pertumbuhan tanaman, pigmen penyerapan cahaya,
suhu, fotosintat ketersediaan CO2 dan H2O Anonim,
2012(dalam Surtinah, 2012). Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan
generatif berhubungan dengan tingkat fotosintesis yaitu sumber energi bagi
proses pembungaan yang juga melalui mekanisme hormon tanaman (Astuti dan Sri,
2010). Tidak semua cahaya diserap pada tanaman hanya panjang gelombang tertentu
cahaya diserap pada tanaman dan itu menurut kebutuhan tanaman masing-masing.
Pigmen-pigmen yang ada pada tanaman biasanya dijumpai dalam
plastid serta dalam vakuola. Salah satu pigmen pada
daun yaitu klorofil. Klorofil ini terletak pada kloroplas. Nama lain dari
klorofi adalah zat hijau daun. Adanya pigmen klorofil akan memberi ciri warna
hijau pada daun dan atau batang tanaman. Menurut Abidin, 1984, Lakitan, 2001 dalam Widowati (2011), pigmen ini
terdapat di dalam kloroplas, yang akan menyebabkan sel-sel memiliki kemampuan
menyerap energi cahaya. sehingga terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan
gula atau karbohidrat.
Dan adapun
sifat-sifat kimia yang ada di dalam klorofil. Sifat
kimia klorofil, antara lain (1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam
pelarut organik yang lebih polar, seperti etanol dan kloroform; (2) inti Mg
akan tergeser oleh 2 atom H bila dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu
persenyawaan yang disebut feofitin yang berwarna coklat Dwidjoseputro,
1994 (dalam Ai dan Yunia, 2011).
Klorofil juga dapat dibagi menjadi tiga
jenis yaitu klorofil-a, b, dan c. Ketiga jenis klorofil ini
sangat penting dalam proses fotosintesis tumbuhan yaitu suatu proses yang
merupakan dasar dari pembentukan zat-zat organik di alam(Rasyid, 2009).
Klorofil a dan b menunjukkan absorpsi yang sangat kuat untuk panjang gelombang
biru dan ungu, jingga dan merah (lembayung) dan menunjukkan absorpsi yang
sangat kurang untuk panjang gelombang hijau dan kuning hijau (500-600 nm)
Sasmitamihardja dan Siregar, 1996 ( dalam Ai, 2012).Selain pigmen klorofil pada
daun, daun juga mempunyai pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga),
xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu,
tergantung derajat keasaman (Abdurahman, 2006).
Pigmen antosianin sering muncul pada
bagian mahkota bunga. Pada daerah asam akan terdapat mahkota bunga yang
berwarna merah. Jika tanaman tumbuh pada tempat yang bersifat basa, maka
mahkota tanaman akan berwarna biru ataupun ungu. Antosianin berperan aktif
dalam penangkapan cahaya. Antosianin merupakan golongan senyawa glikosida
(Angkasa, dkk, 2007). Flavonoid adalah
pigmen yang antara lain berupa antosianin yaitu pigmen yang memberikan tampilan
warna ungu, biru, atau merah ; antosianin yaitu pigmen yang memberikan warna
kuning atau putih, serta tanin pigmen yang tidak berwarna atau berwarna coklat
(Pitojo dan Hesti, 2007).
III.
BAHAN DAN METODE
3.1
Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum Agrobiologi pada acara 2,
yaitu tentang fungsi cahaya dan pigmen dalam fotosintesis yang dilaksanakan
pada hari Sabtu,16 Maret 2012, di laboratorium fisiologi tumbuhan, Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Daun tanaman acalipa
(merah-putih-hijau)
2. Daun ketela pohon
3. CaCO3
4. Aseton
5. Larutan I2KI
6. Aquadest
7. Petroleum eter
8. Alkohol
9. Larutan HCl dan NaOH
3.2.2 Alat
1. Mortir dan stamper
2. Neraa analitis
3. Gelas arloji
4. Corong pemisah
5. Beaker glass
6. Tabung reaksi
7. Pinset
8. Bunsen
9. Kaki tiga
10. Penjepit kayu
11. Cutter
3.3
Cara Kerja
3.3.1 Pengaruh cahaya dalam Fotosintesis
1.
Menyiapkan daun ketela
pohon yang muda dan telah berkembang penuh (the youngest fully expanded leaves)
dan memperkirakkan mendapat cahaya matahari secara langsung.
2. Menutup
sebagian daun ketela pohon tersebut dengan kertas karbon selama 2-3 x 24 jam.
3. Mengambil
daun tersebut, kemudian memotong ruas daun sehingga memperoleh bagian yang
tertutup dan tidak.
4. Menyiapkan beberapa tabung reaksi, kemudian mengisi 5-10
ml alkohol 96% dan memasukkan potongan-potongan daun tersebut
5. Memanaskan air di dalam beaker glass 1000
ml, kemudian memasukkan tabung reaksi berisi potongan daunt tersebut dan
menunggu sampai daun berwarna pucat.
6. Mengambil
daun yang telah berwarna pucat kemudian meletakkan pada gelas arloji
7. Menguji
daun yang telah berwarna pucat dengan meneteskan larutan I2KI.
Mengamati warna yang tampak
3.3.2 Pengaruh Pigmen dalam
Fotosintesis
1.
Menyiapkan daun acalypa
yang muda dan telah berkembang penuh (the youngest fully expanded leaves) dan
memiliki warna putih dan hijau.
2.
Mengambil daun
tersebut, kemudian membuat potongan sehingga memperoleh kedua bagian warna
tersebut.
3.
Menyiapkan beberapa
tabung reaksi, kemudian mengisikan 5-10 ml alkohol 96% dan memasukkan
potongan-potongan daun tersebut
4.
Memanaskan air di dalam beaker glass 1000 ml,
kemudian memasukkan tabung reaksi berisi potongan daun tersebut dan menunggu
sampai daun berwarna coklat.
5.
Mengambil daun yang
telah berwarna pucat kemudian meletakkannya pada gelas arloji.
6.
Menguji daun yang telah
berwarna pucat dengan meneteskan larutan I2KI. Mengamati warna yang
tampak
3.3.3 Pemisahan
pigmen
1.
Menimbang 1 g daun
tanaman yang telah ditentukan
2.
Menumbuk daun dengan
mortar dan stamper serta memberi sedikit CaCO3
3.
Menambahkan 20cc
aseton. Menyaring larutan aseton yang berwarna hijau gelap dengan kertas filter
untuk menghasilkan sisa-sisa saringan
4.
Menyiapkan corong pemisah dan mengisi dengan
10-25 cc petroleum eter dan meletakkannya berdiri.
5.
Mengisi 10-15 cc
larutan aseton dalam corong pemisah dan mencampur secara perlahan-lahan.
Menunggu hingga terjadi perubahan warna.
6.
Memisahkan kedua warna
yang terbentuk ke dalam tabung yang berbeda.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pemisahan
pigmen
Bahan
|
Klorofil-a
|
Klorofil-b
|
Anthoxianin
|
Karoten
|
Xantophyl
|
Acalypa
merah
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Acalypa
hijau
|
+
|
+
|
-
|
-
|
-
|
4.1.2 Pengaruh
cahaya
Bahan
|
Bagian
|
Kondisi warna
|
Acalypa
|
Kuning
|
++ (lemah)
|
Hijau
|
++++ (sangat kuat)
|
|
Singkong
|
Tertutup
|
+++ (agak kuat)
|
Terbuka
|
++++ (sangat kuat)
|
Keterangan:
++++ : sangat kuat
+++ : agak kuat
++ : lemah
+ : sangat lemah
4.2 Pembahasan
Proses fotosintesis
merupakan hal yang paling penting bagi tumbuhan hijau (berklorofil) untuk memproduksi karbohidrat yang berupa
glukosa. Proses fotosintesis di bantu oleh cahaya matahari untuk
mengubah senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa
organik (karbohidrat dan oksigen). Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis
yaitu suhu, CO2, dan cahaya dan faktor yang paling utama adalah
cahaya matahari. Jika tidak ada cahaya maka tumbuhan tidak dapat melakukan
fotosintesis. Pada dasarnya pada intensitas cahaya tertentu maka kenaikan
intensitas akan menaikkan proses fotosintesis. Jika terlalu tinggi cahaya yang
ada maka dapat merusak klorofil dan mengurangi kecepatan proses fotosintesis.
Di dalam praktikum ini, sebelum
praktikum kita mengambil daun ketela dan diberi dua perlakuan yaitu dengan cara
ditutup dengan kertas karbon dan tidak ditutup dengan karbon. Mengusahakan
menutup daun ketela ditutup dengan kertas karbon pada saat matahari tidak
terbit yaitu dengan tujuan daun itu tidak sedang melakukan fotosintesis. Tujuan
daun ditutup dengan kertas karbon agar kita mengetahui apakah daun yang
tertutupi karbon dapat menghasilkan karbohidrat.. Karbohidrat yang terbentuk dalam proses fotosintesis sangat beraneka ragam contohnya seperti
sukrosa, monosakarida, dan polisakarida.
Di dalam hasil
pengamatan, setelah ditetesi larutan I2KI
terdapat data bahwa bagian daun ketela yang tertutup kertas karbon warnanya
lebih lemah (pucat) daripada bagian daun
pohon yang tidak ditutupi dengan kertas karbon. Daun ketela yang tidak tertutup kertas karbon akan
berwarna biru kehitaman pada saat ditetesi larutan I2KI, sedangkan bagian daun yang tertutup kertas karbon akan berwarna coklat. Jika warna daun yang setelah ditetesi larutan I2KI
dan berwarna biru kehitaman maka daun tersebut menghasilkan karbohidrat dan karbohidrat sendiri merupakan hasil dari
fotosintesis..
Di
dalam proses fotosintesis juga di perlukan pigmen untuk mengubah energi cahaya
menjadi energi kimia. Di dalam tubuh tumbuhan terdapat bermacam-macam pigmen.
Macam pigmen tersebut memiliki peran yang berbeda dalam menyerap energi cahaya.
Pada gelombang tertentu cahaya dapat diserap oleh tumbuhan yaitu sekitar 360
nm-700 nm. Ada 4 macam pigmen yang berada di daun yaitu klorofil, anthoxianin,
karotenoid (karoten dan xantophyl). Klorofil dibagi menjadi dua yaitu klorofil-a dan klorofil-b.
Klorofil-a memberi warna hijau kebiruan sedangkan klorofil-b memberi warna
hijau kekuningan. Anthoxianin akan berwarna merah pada saat kondisi asam dan
akan berwarna biru pada saat kondisi basa. karotenoida biasanya banyak terdapat
pada tumbuhan yaitu β-karoten dan lutein.
Karotenoida dibagi menjadi dua, yaitu karoten yang menyebabkan warna jingga dan
xantophyl berwarna kuning.
Di dalam praktikum telah diketahui
data bahwa acalypa merah meiliki klorofil-a, klorofil-b, anthoxianin, karoten,
dan xantophyl sedangkan pada acalypa merah hanya terdapat klorofil-a dan
klorofil-b. Untuk mengetahui cara adanya
pigmen yang ada di daun yaitu dengan cara melihat warna kertas saring yang
telah mengalami proses pemisahan. Warna klorofil pada acalypa hijau dan pada
daun singkong terbuka lebih pekat daripada acalypa kuning dan daun singkong
tertutup. Daun acalypa hijau daun terbuka pigmennya lebih pekat, karena pada
acalypa hijau dan daun terbuka mengalami fotosintesis dan memiliki jumlah
klorofil lebih banyak daripada acalypa kuning dan daun singkong tertutup.
Sedangkan fotosintesis juga membutuhan klorofil untuk menghasilkan karbohidrat
dan oksigen.
Pada
uji coba pemisahan pigmen yaitu dengan cara memotong bagian daun acalypa yang
dibutuhkan kemudian menumbuk daun acalypa hingga halus dan menambahkan CaCO3
pada daun tersebut. Menyiapkan kertas saring untuk menyaring sari daun tersebut
dan memasukkan sari tersebut kedalam corong pemisah dan memberikan eter.
Menunggu sampai pigmen tersebut terpisah dan ambil pigmen daun yang dibutuhkan.
Untuk menguji kandungan pigmen tersebut yaitu dengan cara melihat warna yang
ada di kertas saring.
Untuk
menguji daun singkong tertutup dan terbuka yaitu dengan cara menyiapkan daun
yang diperlakukan menjadi dua perlakuan yaitu daun singkong terbuka dan daun
singkong tertutup kemudian menyiapkan tabung reaksi dan mengisi dengan alkohol
dan memasukkan daun tersebut. Memanaskan air di dalam beaker glass kemudian
memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi potongan daun dan menunggu hingga daun
berwarna coklat. mengambil daun yang
berwarna pucat dan meletakkannya pada gelas arloji dan meneteskab larutan I2KI
(iodium). Pada data praktikum menandakan bahwa daun yang tertutup kertas karbon
berwarna pucat dari pada daun singkong tertutup karena di daun singkong
tertutup tidak mengalami fotosintesis.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Daun acalypa merah memiliki pigmen
klorofil-a klorofil-b, antoxianin, karoten, dan xantophyl sedangkan daun
acalypa kuning hanya memiliki pigmen klorofil-a dan klorofil-b. Pada acalypa
hijau dan daun singkong terbuka memiliki pengaruh cahaya lebih besar karena
pada daun acalypa hijau dan singkong terbuka memiliki banyak klorofil daripada
daun acalypa kuning dan daun singkong tertutup.
5.2 Saran
Di dalam praktikum ini harus lebih
teliti dan jelih untuk mengamati sebuah objek dalam pengamatan. Harus
berhati-hati dalam menggunakan alat yang ada di laboratorium karena alat
tersebut berbahan kaca dan muda pecah.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurahman, D.
2006. Biologi Kelompok Pertanian dan
Kesehatan. Banudung : Grafindo Media Pratama.
Ai, N.S. 2012.
Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Ilmiah
Sains, 12 ( 1): 28-34.
Ai, N.S dan Yunia B. 2011. Konsentrasi
Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman. Ilmiah
Sains, 11 (2) : 165-173
Angkasa,
S, dkk. 2007. Trubus Variegata. Depok:
PT Trubus Swadaya.
Astuti, T dan Sri, D. 2010. Produksi Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang Diperlakukan dengan Naungan dan Volume
Penyiraman Air yang Berbeda. Penelitian Sains & Teknologi, 11 (1): 19 – 28.
Ferdinand, F dan Moekti, A. 2007. Praktis Belajar Bilogi. Jakarta: Visindo
Media Persada.
Pitojo, S dan
Hesti, N.P. 2007. Seri Budi Daya Kesemek.
Yogyakarta: Kanisius.
Rasyid, A. 2009. Distribusi Klorofil-a pada Musim
Peralihan Barat-Timur di Perairan Spermonde Propinsi Sulawesi Selatan. Sains
& Teknologi, 9 (2) : 125 – 132.
Surtinah, 2012. Korelasi antara Waktu Panen dan Kadar
Gula Biji Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt). Ilmiah
Pertanian, 9 (1): 1-6.
Widowati, H. 2011. Pengaruh Logan Berat Cd, Pb terhadap Perubahan-Perubahan Warna Batang
dan Daun Sayuran. El-Hayah 1
(4): 167-173.
No comments:
Post a Comment