Monday 22 April 2013

PEMBIAKAN TANAMAN DENGAN CARA STEK


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH

LAPORANPRAKTIKUM

NAMA                                      : JENI WIDYA R
NIM                                           :121510501018
GOL/KELOMPOK                 : KAMIS/I
ANGGOTA                              : 1. YENI MAYANG SARI   (121510501011)
                                                     2. IMRON ROSYIDI            (121510501022)
                                                     3. IRA SULISTIANA           (121510501024)
                                                     4. NOVITA F.M                    (121510501001)
                                                     5. MUHAMAD NUNALIF  (121510501178)
                                                     6. ADY SHOLIHIN               (121510501013)
                                                     7. JENI WIDYA R                (121510501018)
                                                     8. RIZKY AMRILLAH        (121510501015)
JUDUL ACARA                     : PEMBIAKAN TANAMAN DENGAN CARA STEK (CUTTAGE)
TANGGAL PRAKTIKUM   : 7 MARET 2013
TANGGAL PENYERAHAN         : 11 APRIL  2013
ASISTEN                                  : 1. AKHMAD TAUFIQUL HAFIZH
                                                     2. LARAS SEKAR ARUM
                                                     3. MANUEL EDISON ANO
                                                     4. RAAF LUQMAN SYAH
                                                     5. DIYAH AYU SETYORINI
                                                     6. NOVITA FRIDA SAFATA
                                                     7. OKTAVIA RIZKI SETIYA R
                                                     8. MOCH GUFRON ARIF R
                                                     9. ALMANSYAH NUR SINATRYA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembiakan tanaman ada dua yaitu generatif dan vegetatif. Pembiakan secara aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif, dimana terlihat kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan-jaringan dan bagian-bagian lain. Pada sebagian tanaman, pembiakan vegetatif merupakan proses alamiah yang sempurna atau merupakan suatu proses buatan manusia.
Untuk memperoleh bibit yang unggul sebaiknya perbanyakan dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif. Hal ini disebabkan pada pembiakan vegetatif akan diperoleh hasil yang yang mewarisi seluruh sifat iduk tanaman, sehingga kinerja genotipe unggul yang terdapat pada pohon induk akan diulangi secara konsisten pada keturunan.
Bermacam-macam cara pembiakan tanaman secara vegetatif diantaranya adalah memperbanyak tanaman dengan cara menyetek. Perbanyakan tanaman ini juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Antara lain ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga dan sebagainnya.
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, daun, sekaligus.
Pembanyakan secara vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: stek atau cutting, okulasi, penyambungan, dan cangkok. Perbanyakan stek tidak memerlukan teknis yang rumit yang dimana dalam perbanyaka tanaman stek ini mempunyai keunggulan yaitu dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya.
Menyetek merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang memperlakukan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna. Penyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan bagian-bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru. Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang, namun pada beberapa tanaman seperti Sansiveira sp. dalam kondisi terkontrol dapat dilakukan. Menyetek bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang sempurna dengan akar, batang dan daun dalam waktu relative singkat serta memiliki sifat yang serupa dengan induknya, serta dipergunakan untuk mengekalkan klon tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam pembentukan akar meskipun setek dalam kondisi yang sama. 

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelaari cara-cara penyetekan
2. Untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan pembentukan sistem perakaran pada stek batang
  

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pembiakan vegetatif sangat diperlukan karena bibit hasil pengembangan secara vegetatif merupakan duplikat induknya sehingga mempunyai struktur genetik yang sama Na’iem, 2000 (dalam Adinugraha, 2007). Dari satu batang bibit yang telah diketahui kualitas genetiknya dapat diperbanyak menjadi beberapa batang bibit baru yang memiliki kualitas yang seragam (Hidayat, 2010)
Reproduksi vegetative secara buatan adalah terjadinya individu baru(tanaman baru) karena tindakan manusia (Abdullah, 2007). Perbanyakan tanaman dengan stek merupakan cara pembiakan tanaman yang sederhana, cepat dan tidak memerlukan teknik tertentu (Rukmana, 2012).
Stek adalah reproduksi vegetative suatu tumbuhan dari potongan batang, daun, daham, atau ranting, yang kemudian ditanam. Penyetekan adalah suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna dalam waktu yang relative cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya. Pembiakan dengan cara stek ini pada umumnya dipergunakan mengekalkan klon tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman (Abdullah, 2007).
Beberapa teknik stek yang dapat digunakan adalah stek daun, stek batang, dan stek akar (Hidayat dan Sri, 2009). Peranyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari mata tunas. Setek yang baik untuk ditanam harus berasal dari induk yang sehat. Mutu fisiologis setek yang rendah dapat mempengaruhi hasil panen karena tingkat kesuburan dan pertumbuhan tidak merata Rumiati et al., 1998 (dalam Melati dan Rusmin, 2008)


BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
           Kegiatan praktikum pembiakan tanaman pada acara 5, yaitu tentang pembiakan vegetatif dengan cara stek (currage) yang dilaksanakan pada hari Kamis,7 Maret 2012, di laboratorium teknologi benih, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember. 

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pasir
2. Kompos
3. Arang sekam
4. Polibag
5. Pisau tajam (cutter)
6. Botol semprot
7. Timba

3.2.2 Bahan
1. Tanaman lidah mertua (Sansiveira sp.)

3.3 Cara Kerja
1.    Menyiapkan bahan media tanam dan alat
2.    Membuat perlakuan media tanam menjadi beberapa komposisi sebagai berikut:
a)      Mencampur pasir, kompos, arang sekam dengan perbandingan 3:1:1
b)      Mencampur pasir, kompos, arang sekam perbandingan 1:3:1
c)      Mencampur pasir, kompos, arang sekam perbandingan 1:1:3
3.    Memasukkan media tanam ke dalam polibag dengan volume ²/3  bagian dari dasar polibag
4.    Memilih bahan stek dengan memotong bagian daun lidah mertua yang agak muda miring 45˚ ukuran ± 10 cm
5.    Menanam bahan stek ke dalam polibag yang telah diisi dengan komposisi media tanam hingga 1/3 bagian
6.    Menjaga kelembaban tanah dengan melakukan penyiraman menggunakan hand sprayer. 


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel
Perlakuan
Ulangan
Parameter
Jumlah Akar
P. Akar (cm)
Pasir, Kompos, Sekam
1 : 2 : 1
45º
1 (1)
27
1,5
2 (3)
11
1,5
3 (5)
12
1,5
Rata-rata
17
1,5
180º
1 (2)
19
2
2 (4)
10
0,5
3 (6)
17
2,5
Rata-rata
15
1,7

4.1.2 Grafik Hasil Pengamatan Setek
a. Grafik Jumlah Akar Hasil Setek
Perlakuan
Jumlah Akar
Rata-rata
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Pasir, Kompos, Sekam
1 : 2 : 1
45º
27
11
12
17
180º
19
10
17
15

b. Grafik Panjang Akar Hasil Setek
Perlakuan
Panjang Akar (cm)
Rata-rata
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Pasir, Kompos, Sekam
1 : 2 : 1
45º
1,5
1,5
1,5
1,5
180º
2
0,5
2,5
1,7

4.2 Pembahasan
Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan khusus dan teknis pelaksanaan yang rumit. Dimana, perbanyakan tanaman dengan stek ini mempunyai berbagai keunggulan seperti dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek lebih cepat berbuah dan berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas atau sedikit.
Selain adanya keunggulan, perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga kelemahan baik secara fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman yaitu perbanyakan tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang dimana akar serabut pertumbuhan tanamannya rentan yaitu sangant mudah roboh pada keadaan ikim yang kurang mendukung seperti angin kencang, tanah selalu jenuh, dsb sehingga perakarannya dangkal, membutuhkan tanaman induk yang lebih besar dan lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan dalam perbanyakan tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah. Faktor-faktor yang keberhasilan pertumbuhan stek adalah faktor lingkungan dan faktor dari dalam tanaman:
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek yaitu: media perakaran, suhu, kelembaban, dan cahaya. Media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama pembentukan akar, memberi kelembaban pada stek, dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek. Media perakaran yang baik menurut Hartman (1983) adalah yang dapat memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase baik, serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek.
2. Faktor Dari Dalam Tanaman
Kondisi fisiologis tanamn mempengaruhi penyetekan adalah umur bahan stek, jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan makanan, dan zat pengatur tumbuh.
a. Umur Bahan Stek
Stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih mudah berakar dari pada yang berasal dari tanaman tua, hal ini disebabkan apabila umur tanaman semakin tua maka terjadi peningkatan produksi zat-zat penghambat perakaran dan penurunan senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin kofaktor yang mendukung inisiasi akar pada stek.
b. Jenis Tanaman
Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek. Keberhasilan dengan cara stek bergantung pada kesanggupan jenis tersebut untuk berakar. Ada jenis yang mudah berakar dan ada yang sulit. Kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran cincin sklerenkim yang kontinyu merupakan penghambat anatomi pada jenis-jenis sulit berakar, dengan cara menghalangi tempat munculnya adventif.
c. Adanya Tunas dan Daun Pada Stek
Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran. Bila seluruh tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas berfungsi sebagai auksin. Selain itu, tunas menghasilkan suatu zat berupa auksin yang berperan dalam mendorong pembentukan akar yang dinamakan Rhizokalin.
d. Persediaan Bahan Makanan
Persediaan bahan makanan sering dinyatakan dengan perbandingan antara persediaan karbohidrat dan nitrogen (C/N ratio). Ratio C/N yang tinggi sangat diperlukan untuk pembentukan akar stek yang diambil dari tanaman dengan C/N ratio yang tinggi akan berakar lebih cepat dan banyak dari pada tanaman dengan C/N ratio rendah.
e. Zat pengatur Tumbuh
Salah satu hormon tumbuh yang tidak lepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah auksin. Dalam hubungan antara pertumbuhan dan kadar auksin adalah sama pada akar, batang dan tunas yaitu auksin merangsang pertumbuhan pada kadar rendah, sebaliknya menghambat pertumbuhan pada kadar tinggi.
Pada praktikum ini, perbandingan komposisi media 1 : 2 : 1. Media-media yang digunakan untuk perkembangbiakan stek ni antara lain pasir, kompos, dan arang sekam. Dalam percobaan, media yang paling baik digunakan adalah media yang mengandung campuran kompos lebih banyak yaitu perbandingan 1 : 2 : 1 (1 pasir : 2 kompos : 1 arang sekam). Hal itu disebabkan karena karena pada bagian tengah memiliki C/n yang ideal sehingga memberikan respon yang terbaik. C/n merupakan rasio yang tinggi menunjukkan kandungan karbohidrat yang diperlukan pada awal pertumbuhan akar serta  media kompos mengandung banyak bahan organik yang berasal dari daun – daun yang membusuk sehingga sangat baik untuk pertumbuhan bahan stek. Sedangkan pada media yang mengandung pasir atau arang sekam lebih banyak dibandingkan kompos hanya menghasilkan jumlah akar dan panjang akar lebih sedikit.
Pertumbuhan sel kalus berasal dari sel-sel muda pada daerah kambium pembuluh lebih mudah di iringi dengan pergerakan auksin yang lebih lancar. Pada perlakuan memotong daun 45˚ terdapat banyak akar daripada memotong daun 180˚, hal ini menunjukkan bahwa semakin datar permukaan setek maka potensi utmbuhnya akar akan lebih kecil. Sehingga dalam penyetekan permukaan batang stek harus di sesuaikan (Adit, 2012).


BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Perbanyakan tanaman dapat melaui dua cara yaitu dengan cara vegetatif dan generatif
2. Bagian tanaman yang dapat di stek yaitu akar, batang, dan daun
3. Pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh) dalam pertumbuhan tanaman stek yaitu dapat membantu pembentukan kalus dan terjadi pembentukan akar
4. Pemotongan pada daun lintang 45˚ hasilnya lebih baik daripada 180˚, karena pada 45˚ mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga banyak akar yang tumbuh

5.2 Saran
                      Sebaiknya praktikan harus lebih jelih dalam melaksanakan metode pelaksaan agar mendapatkan hasil yang sesuai.


DAFTAR PUSTAKA
                     
Abdullah, M, dkk. 2007.Ipa Terpadu SMP dan MTs Jilid 3a. Jakarta:esis

Adinugraha, H. A, dkk. 2007. Pertumbuhan Stek Pucuk dari Tunas Hasil Pemangkasan Semai Jenis Eucalypus pelilita F. Muell di Persemaian. Pemuliaan Tanaman Hutan, 1(1)

Adit, R. 2012. Pembiakan Vegetatif dengan Cara Stek. http://rezer-adt.blogspot.com/2012/11/pembiakan-vegetatif-dengan-cara-stek.html. Diakses 1 Desember 2012

Hidayat, Y. 2010. Pertumbuhan Akar Primer, Sekunder, Tersier Stek Batang Bibit Surian (Toona sinensis Roem). Wana Mukti Forestry Research, 10 (2): 1-8

Hidayat, S dan Sri. W. 2009. Seri Tumbuhan Obat Berpotensi Hias(2). Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Melati dan D. Rusmin. 2008. Pengaruh Jenis Kemasan terhadap Mutu dan Pertumbuhan Setek Nilam Berakar (Pogostemon cablin Benth) selama Penyimpanan. Littri, 14(1) : 1-6

Rukamana, R. 2012. Bugenvil. Cetakan ke 13. Yogyakarta: Kanisius